Waspada Sejarah!!
Wabah cacar memudahkan Spanyol menjajah Kerajaan Aztec di Mexico 500 tahun lalu.
Pada april 1520, sekitar 500-an pasukan Spanyol yang dipimpin Hernan Cortes mendarat di tempat yang sekarang adalah Mexico untuk mencari daerah jajahan baru.
Mexico 500 tahun lalu adalah rumah dari peradaban Aztec, yang menurut estimasi para ahli bisa mencakup sekitar 16 juta orang.
Benar, Spanyol memang memiliki taktik dan persenjataan yang lebih maju ketimbang Aztec.
Tapi bagaimana bisa, hanya ratusan pasukan Spanyol dan koalisi pribumi yang totalnya tidak lebih dari 1000 orang bisa menaklukkan salah satu pusat kota Aztec 'Tenochtitlan' yang dihuni sekitar 200 ribu orang dan luas wilayah pengaruhnya lebih luas dari pulau Jawa?
Salah satu jawabannya adalah pasukan bantuan 'tak terlihat' yang dibawa oleh Spanyol yang berupa wabah penyakit Cacar.
Penyakit itu tidak sengaja terbawa oleh salah satu budak berasal dari Afrika yang sakit dan ikut ekspedisi Cortes.
Pada musim gugur 1520, pasukan tak terlihat Cortes -wabah cacar- lebih dahulu menyerbu penghuni Tenochtitlan sebelum seribu pasukan cortez datang menggempur.
Bagi penduduk asli, wabah cacar mengerikan dan mematikan.
Karena penduduk asli tidak pernah berurusan dengan penyakit ini sebelumnya, imunitas tubuh mereka rontok dan kalah, apalagi perawatan medis untuk penyakit ini tidak dikenal saat itu.
Mereka yang terinfeksi, mengalami demam tinggi, muntah, sakit kepala, selanjutnya ruam dan bisul bernanah di sekujur tubuh muncul, yang sering berujung pada kematian.
Akibatnya, dalam setahun saja 40% penduduk kota atau sekitar 80 ribu orang tewas.
Dalam catatan seorang pendeta yang ikut dalam ekspedisi Cortes, saking mengerikannya wabah itu, sering kali seluruh keluarga tewas, dan karena tidak ada yang mengurus seluruh rumah diruntuhkan dan sekaligus menjadi kuburan bagi keluarga itu.
Dan akhirnya Cortes hanya butuh 2 tahun menaklukkan ibukota Aztec tsb.
Mari ambil pelajaran, jangan sampai bangsa ini lengah akan dominasi bangsa lain akibat wabah covid 19. Jangan sampai kita dimanfaatkan oleh penjajahan gaya baru.
(Rico Marbun)