Personil rumah sakit mendaftarkan pasien yang dibawa oleh ambulans untuk uji coronavirus di Rumah Sakit Kota Ankara. Getty Images
[PORTAL-ISLAM.ID] ANKARA - Sejak konfirmasi kasus Covid-19 pertama di Turki pada 10 Maret, pemerintah Ankara telah melakukan lebih dari satu juta uji virus corona sejauh ini.
Menurut Menteri Kesehatan Fahrettin Koca pada hari Kamis (30/4), Turki melakukan 42.004 tes dalam 24 jam terakhir, menjadikan jumlah total tes menjadi 1.033.617. Angka tersebut menempatkan Turki sebagai negara ketujuh di dunia dalam hal jumlah tes Covid-19 yang telah dilakukan.
Koca mengatakan 2.615 kasus baru diidentifikasi dalam tes terbaru. Penambahan kasus terbaru menjadikan jumlah yang dikonfirmasi menjadi 120.204 dan menunjukkan tren penurunan jumlah kasus baru.
Ketika jumlah pasien baru menurun, angka kesembuhan telah meningkat. Menurut menteri, jumlah orang yang pulih dari Covid-19 naik menjadi 48.886 dengan 4.846 pasien pulih dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, 93 kematian terbaru telah dikonfirmasi, membawa jumlah kematian menjadi 3.174 dan 1.514 pasien masih berada di unit perawatan intensif.
Melihat angka-angka penurunan kasus dan berhasilnya pengendalian wabah, Menkes Koca dan otoritas lainnya berulang kali mengaitkan keberhasilan Turki dengan kemampuan tesnya.
Statistik pada basis data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Turki secara signifikan telah meningkatkan jumlah tes yang dilakukan sejak akhir Maret, dari rata-rata harian hampir 11.500 tes selama hari-hari awal wabah menjadi 40.000 dalam beberapa hari terakhir.
Ketika permintaan untuk tes meningkat, bisnis Turki bergegas untuk menghasilkan kit diagnosis segera setelah wabah, dan upaya mereka membuahkan hasil. Turki sekarang mandiri dalam hal memproduksi kit pengujian sendiri. Itu mampu menghasilkan tes Polymerase Chain Reaction (PCR), yang lebih akurat dalam mendiagnosis virus.
Perusahaan Turki lainnya juga menghasilkan tes COVID-19 yang dapat memberikan hasil dalam lima menit tanpa memerlukan tenaga terlatih atau peralatan laboratorium yang mahal. Tes baru ini didukung oleh Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi Turki (TÜBİTAK) dan direncanakan untuk produksi massal.
Sumber: Daily Sabah