[PORTAL-ISLAM.ID] Tak bisa dipungkiri, Khulafaur Rasyidin telah menjadi legenda tentang kesempurnaan suatu kepemimpinan.
Kesederhanaan, kepedulian, tanggung jawab, serta semangat jihad dalam membela agama dan rakyatnya telah menjadi inspirasi sepanjang masa.
Tak heran jika para Khalifah itu kemudian menjadi standar ideal seorang pemimpin.
Maka wajar jika ada saja seorang pemimpin mangaku bahwa mirip Abu Bakar atau Umar.
Meski faktany sering kali menunjukkan sebaliknya.
Kesempurnaan kepemimpinan Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali sejatinya bukan semata persoalan kesempurnaan pribadi beliau berempat.
Tetapi yang utama adalah karena mereka mewarisi kesempurnaan sistem dan hukum dari Rasulullah SAW, yaitu Islam.
Tanpa Rasulullah dan Islam, maka Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali bukan siapa-siapa.
Rasulullah SAW telah bersabda, bahwa sepeninggal beliau kelak akan ada Khilafah Rasyidah Ala Minhajin Nubuah, yang artinya Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian.
Ketika mensabdakan itu, Rasulullah tidak menyebutkan nama personal. Tetapi mensabdakan sistem negara yang mereka pimpin, yaitu Khilafah.
Hal ini menunjukkan bahwa kesempurnaan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin bukanlah kesempurnaan pribadi manusia, tetapi kesempurnaan Islam yang Allah anugerahkan pada hambaNya.
Kabar terbaiknya adalah, bahwa Khilafah Rasyidah itu tidak hanya hadir di masa Sahabat.
Khilafah sesuai manhaj kenabian itu akan hadir kembali di generasi akhir masa.
Sungguh sebuah janji indah dari Dzat yang tak pernah sekalipun mengingkari janji.
Atas janji itu, manusia hanya ditugaskan untuk berikhtiar menjemputnya.
Sedangkan orang-orang yang menghalangi tegak kembalinya Khilafah Rasyidah akhir masa, akan mendapatkan kerugian akhirat dan dunia.
Pengakuan mirip Khalifah oleh orang yang memusuhi sistem Khilafah sungguh sebuah paradox yang Allah hadirkan untuk menunjukkan kebodohan mereka para penentang jalanNya.
Penulis: M. Rizal Fadillah