[PORTAL-ISLAM.ID] Sosok yang saya lingkari ini adalah Mbah Panut. Sosok yang sering saya ceritakan sebagai saksi hidup kasus pemurtadan massal di kampungnya. Sebuah peristiwa menyedihkan pasca peristiwa G30SPKI. Beliau masih bisa mengingat dengan jelas peristiwa kelam tersebut.
Alhamdulillah tim MCKS bisa menyapa beliau dan keluarganya. Hanya ada 4 KK muslim di dusun tersebut. Yang kesemuanya adalah anak-anak Mbah Panut.
Mbah Panut masih ramah seperti dulu. Masih enerjik di usianya yang sudah tak lagi muda. Sebuah pertanda bahwa beliau termasuk sosok cerdas.
Usianya sudah sepuh, sekitar 80-an tahun. Rambutnya sudah memutih semua, tapi daya ingatnya masih tajam. Saya pernah bertemu langsung dengan Mbah Panut di rumahnya. Beliau bercerita panjang lebar masa pemberontak G30SPKI.
Saat muda dulu, Mbah Panut adalah aktifis Pemuda Anshor. Beliau termasuk kalangan relijius di lereng Merbabu. Dan beliau mengalami intimidasi langsung dari para aktifis ataupun simpatisan PKI.
Atmosfer Merbabu sangat bergejolak pasca kekalahan pemberontakan PKI. Banyak milisi PKI yang bersembunyi di lereng Merapi-Merbabu. Mereka terkenal dengan sebutan MMC (Merapi-Merbabu Complex). Orangnya sangar-sangar seperti preman. Para milisi MMC sering mengganggu warga asli, merampok makanan dan harta benda. Bahkan ada beberapa bunker tempat perlindungan para milisi MMC ini.
Mbah Panut tetap teguh dalam pendirian. Meski warga sekitarnya mayoritas simpatisan PKI, beliau tetap istiqamah mengaji dan menjadi aktivis Anshor.
Ada satu kejadian yang tak terlupakan seumur hidupnya. Saat itu seluruh warga di kampungnya dipaksa berpindah agama oleh kepala desanya. Dan semuanya patuh karena ketakutan. Hanya Mbah Panut seorang yang kekeuh tidak mau berpindah agama. Meskipun diikat sampai beberapa waktu, Mbah Panut teguh dalam pendirian. Tidak mau menukar agamanya meski apapun resikonya, bahkan meski nyawa melayang sekalipun.
Melihat keteguhan prinsip Mbah Panut, Si Kepala Desa menyerah dan membiarkan dia tetap muslim. Akhirnya satu kampung yang tadinya muslim semua berubah menjadi kampung non muslim. Hanya keluarga Mbah Panut yang tetap istiqamah.
Hingga saat ini di dusun Mbah Panut hanya ada 4 KK muslim. Yang kesemuanya adalah anak-anak Mbah Panut. Kisah ini nyata. Dan Mbah Panut masih hidup hingga saat ini. Banyak saksi hidup seperti Mbah Panut yang bisa dimintai keterangan di lereng Merbabu.
Semoga Mbah Panut panjang umur dan senantiasa dinaungi keberkahan, aamiin...
(By Widi Astuti)
Sosok yang saya lingkari ini adalah Mbah Panut. Sosok yang sering saya ceritakan sebagai saksi hidup kasus pemurtadan...
Dikirim oleh Widi Astuti pada Sabtu, 16 Mei 2020