Jokowi Minta Kurva Kasus Corona di RI Harus Turun di Mei: Dengan Cara Apa Pun
Saya sebenarnya tidak ingin nyinyir.
Tetapi terus terang betul-betul tercengang.
Mengapa tidak dinyatakan secara resmi saja, oleh Bapak Presiden, melalui breaking news, bahwa:
Esok Hari Rabu, tanggal 7 Mei 2020.
Kasus COVID-19 dinyatakan selesai.
Apabila ada manusia Indonesia yang merasakan panas tinggi, sesak napas, maka diagnosisnya adalah Pneumonia. Dan apabila ada Diare, maka sebut saja diagnosisnya Diare non spesifik, dan seterusnya diagnosis mengikuti gejala.
Tidak ada lagi Dokter boleh menegakkan diagnosis COVID-19.
Rumah Sakit khusus COVID19 ditutup.
Rumah-rumah isolasi dibongkar.
Dan Satgas COVID19 dibubarkan.
Pemeriksaan swab, darah, Rapid, PCR, DIHENTIKAN.
Peraturan PSBB dicabut. Semua moda angkutan laut darat dan udara bisa beroperasi kembali.
Kantor-kantor dan pabrik-pabrik dibuka kembali.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah dan Kampus diaktifkan kembali.
Masjid, gereja, vihara dibuka lagi untuk ibadah.
Mal-mal, pasar, pusat perbelanjaan semuanya boleh beroperasi kembali.
Seluruh rakyat diinstruksikan untuk melakukan Gerakan Buang Masker.
Jalan-jalan harus penuh lagi oleh kendaraan dan manusia.
Lupakan COVID 19. Kita sudah bebas. Grafik sudah turun. Jumlah kasus baru 0. Jumlah kematian karena Corona 0. Kalaupun ada kematian itu pasti bukan COVID, mati karena sudah takdir.
Begitu kan Pak maksud panjenengan.
Ayo Pak bikin pengumuman Breaking News sekarang saja. Ngga usah tunggu bulan Juni.
Kelamaan. Toh rakyat sudah biasa dibohongi. Sudah nyaman selama ini berhalusinasi.
Soal angka mah tergantung Bapak mau minta dilaporin berapa aja.
(By dr. Tifauzia Tyassuma)
*Sumber: fb
Saya sebenarnya tidak ingin nyinyir. Tetapi terus terang betul-betul tercengang. Mengapa tidak dinyatakan secara resmi...
Dikirim oleh Tifauzia Tyassuma pada Rabu, 06 Mei 2020