Tribute to Habib Bahar bin Smith
Ceramahnya berapi-api, sering luapkan amarah kepada Jokowi. Hingga suatu saat ia ditahan polisi, terima vonis dengan kepala tegak berdiri, padahal hukuman penjara telah menanti.
Banyak pihak yang tertawa saat ia di bui. Syukurin! Rasain! Ah, kalian salah. Justru itu menjadi ladangnya untuk berdakwah. Banyak narapidana yang menemukan setitik cahaya Islam lewat sentuhannya. Orang-orang yang selama ini terasingkan, disingkirkan, dicap sebagai penjahat bejat, ternyata masih menyimpan ghirah untuk kembali berjihad.
Saat mengkritik penguasa, suara Habib Bahar menggelegar! Namun didepan para begundal yang bergelimang dosa, beliau tunjukkan wajah dan senyum bersahabat. Serempak mereka satukan niat, ambil wudhu, lalu melaksanakan sholat. Mereka bukan sampah masyarakat, hanya manusia khilaf yang sempat tersesat.
Selalu ada jalan untuk kembali. Dibawah asuhan seorang laki-laki bernyali, bang napi temukan kesempatan untuk menata diri, kembali pada jalan illahi.
Diluar sana, ada ribuan kutukan dan caci maki. Ia dianggap pantas di bui karena telah sering menghina Jokowi. Namun Habib Bahar tak peduli, dirinya sudah terlalu sibuk mengharumkan aroma pengap penjara dengan lantunan ayat dari kitab suci. (BZH)
[Ceramah Dahsyat Habib Bahar!]