DIBALIK KESAKSIAN PRABOWO
Banyak yang terkejut dengan kesaksian Prabowo kemarin malam. Jokowi berjuang untuk kepentingan rakyat dan bangsa. Masa' sih?
Banyak yang lupa bahwa kesaksian kemarin malam itu khusus untuk kader Gerindra. Bukan kesaksian untuk pendukung Prabowo ketika Pilpres 2019.
Bagi yang bukan kader Gerindra apalagi hanya pendukung ketika Pilpres 2019 tak perlu kecewa. Sebab Prabowo yang sekarang bukan Prabowo yang ketika Pilpres kemarin. Timbul tenggelam bersama rakyat.
Prabowo Selasa malam (21/4) dapat kredit poin dari ekonom senior Rizal Ramli dalam acara ILC. Publik sangat bersimpati dengan Prabowo karena mencegah korupsi besar-besaran dalam pembelian alutsista. Rp 50 triliun uang negara diselamatkan.
Kesaksian kemarin malam itu menenggelamkan apresiasi Rizal Ramli terhadap Prabowo. Puja-puji terhadap Prabowo berbalik arah menjadi cemoohan dan celaan.
Sekarang Prabowo sudah menjadi bagian Jokowi. Wallahu a'lam apakah Jokowi juga demikian. Siapa memanfaatkan siapa? Sebagai cermin loyalitas seorang menteri kepada presidennya.
Jokowi di saat musibah corona ini memang perlu suntikan 'vaksin' dari rivalnya pada Pilpres kemarin untuk menambah imunitas kekuasaannya. Kekuasaan di ujung tanduk untuk dan atas nama keselamatan rakyat dan bangsa.
Uji loyalitas dari seorang menteri kepada presidennya setidaknya membuat suara pendukung Prabowo tambah terbelah berkeping-keping. Dari sisa-sisa keterbelahan setelah resmi bergabung dengan rezim Jokowi. Rezim yang tidak diakui legalitasnya oleh Habib Rizieq Shihab.
Jargon kepentingan rakyat memang jualan paling laku ketika krisis kepercayaan mulai berkurang. Tergantung rakyat, tertarik tidak dengan jualan Prabowo.
Dengan adanya kesaksian Prabowo akan menambah ketidakpercayaan pendukungnya. Bila dalam sebulan atau dua bulan ke depan terjadi kecelakaan politik pada rezim Jokowi, Prabowo akan mengalami kesulitan untuk membangun kepercayaan pendukungnya yang telah beberapa kali dikecewakan.
Bisa juga bagi loyalis Prabowo beralasan. Kesaksian Prabowo strategi cemerlang sang Jenderal untuk meraih simpati pendukung utama Jokowi, RRC. Apalagi banyak pihak memprediksi akan terjadinya krisis multi dimensi sebagai akibat pandemi covid-19 belum berakhir.
Banyak yang memperkirakan kokohnya rezim Jokowi karena support dari RRC. Prabowo hendak 'mencari simpati' dari RRC sebagai modal berjaga-jaga seandainya dalam hitungan bulan ke depan terjadi kecelakaan politik pada rezim Jokowi.
Prabowo memang perlu dukungan dari RRC. Tentu saja ada kompensasi politik dari Prabowo seandainya takdir itu berpihak ke Prabowo.
Benarkah demikian? Allahul musta'an.
Bandung, 1 Ramadhan 1441/24 April 2020
Penulis: Tarmidzi Yusuf
(Pegiat Kedaulatan Rakyat)