Skenario Covid-19
1. Pertama; spektrum optimistis
Pandemi akan berakhir 2-3 bulan lagi. Asumsi:
- perubahan cuaca memotong penyebaran virus,
- ditemukan vaksin secara cepat
- ditemukan suplemen extra yang mampu membangun daya imunitas,
- tiba-tiba muncul "semacam bakteri" yang mampu memakan virus
- ditemukan gelombang/sinyal tertentu yang bisa mematikan virus
2. Kedua spektrum pesimis
Pandemi berlangsung bertahun-tahun, atau bahkan tidak bisa menghentikan virus.
Asumsi:
- butuh waktu lama menemukan vaksin, paling cepat 1,5 tahun atau bahkan vaksin tidak ditemukan.
- lockdown berubah menjadi isolasi permanen. Dunia, atau bahkan dalam satu negara, terbentuk "enclave-enclave" (semacam benteng) per daerah yang berstatus hijau. Diluar itu adalah zona merah para suspect covid19.
3. Teori Konspirasi ternyata benar. Vaksin sebenarnya sudah ada, hanya menunggu momentum, maka vaksin akan diinjeksikan ke semua orang. Didalam vaksin itu sudah ada "nano chip" yang akan diaktivasi dengan sinyal 5G. Maka kolaborasi Bill Gates & Elon Musk menjadikan mereka "Thanos" bagi populasi manusia.
***
Saya ingin mempercayai skenario spektrum optimistis. Tapi, itu terlalu mengandalkan keajaiban.
Sebaliknya saya tidak suka skenario kedua ala "Resident Evil" ataupun skenario ketiga ala "Marvel".
Ada skenario imajinasi ke empat yang lebih "masuk akal":
- Vaksin akan ditemukan dalam waktu beberapa tahun kedepan, atau tidak akan ditemukan sebagaimana beberapa penyakit sebelum ini yang tetap hidup bersama kita (demam berdarah, flu, dll).
- Dalam masa penantian akan vaksin yang tidak pasti, kita men-setting ulang kehidupan:
(1) Yang pertama kita setting adalah cara kita hidup, kita menjadi lebih hygienis, pola makan lebih sehat alami (tidak bergantung suplemen kimia), rumah dan lingkungan lebih bersih dan hijau. Olahraga menjadi gaya hidup untuk mengaktifkan sistem metabolisme tubuh.
(2) Kedua, sistem sosial. Physical distancing yang awalnya untuk tujuan kesehatan, berubah menjadi pranata sosial baru. Menghargai privasi, pergaulan fisik terbatas, sebaliknya pergaulan digital makin meluas. Dinamika sosial nyata menjadi localy. Tetapi tidak mematikan "spirit" globalisasi. Di dunia digital terjadi sharing and idea exchange.
(3) Ketiga, sejalan dengan munculnya pranata sosial yang baru, sistem ekonomi juga berubah. Work Form Home menjadi gaya hidup. Proses produksi meniscayakan robotisasi. Manufaktur dipecah dalam sub-sub lebih kecil berdasarkan domisili karyawan. Jual beli semua barang berbasis online. Dalam teknologi yang lebih tinggi, distribusi sudah menggunakan mobil robot. Globalisasi ekonomi tetap berjalan, tapi bukan lalulintas barang, melainkan exchange desain, cetak biru dan modal. Proses manufacturing dijalankan di negara masing-masing.
(4) Keempat, bersamaan pula perubahan bidang pendidikan. Untuk pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi, distance learning menjadi keniscayaan. Virtual Reality (VR) menjadi biasa dalam pembelajaran. Praktikum bisa dipraktekkan dengan VR. Pendidikan dasar berubah menjadi kelas-kelas kecil berbasis teritori. PAUD berbasis RT dg 10-20 siswa saja. Begitu masuk SD, dilakukan dalam format hybrid. Aspek karakter dibangun dalam kelompok bermain di masing-masing RT/RW lintas jenjang kelas, sedangkan sisi kognitif disupport via digital learning.
Wallahu a'lam
By Cak Hasan