[PORTAL-ISLAM.ID] Tepat disaat penanganan pandemi virus corona baru (Covid-19), Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo.
Sebagaimana santer kabar beredar, keluarnya Belva Devara dari gerbong pemerintahan dikarenakan polemik keterlibatan Ruang Guru dalam Program Kartu Prakerja.
Sementara mundurnya Andi Taufan, diketahui karena muncul polemik surat berkop kenegaraan yang ditujukan ke Camat di daerah. Tapi dalam surat itu, ia turut mencatut nama perusahaannya, Amartha, di dalam surat yang berjudul sosialisasi program pencegahan Covid-19.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Nasional (UNAS), Andi Yusran, fenomena mundurnya dua Stafsus Jokowi ini menjadi momentum yang tepat, untuk membubarkan struktur kelembagaan Stafsus milenial yang ada saat ini.
"Mundurnya kedua staf khusus tersebut menjadi momentum untuk membubarkan staf khusus Presiden," ujar Andi Yusran Sabtu 25 April 2020.
Bukan cuma karena momentum yang tepat, tapi Andi Yusran punya pertimbangan yang bersifat urgent, sehingga Stafsus Milenial harus segera dibubarkan.
"Sesungguhnya staf khusus tersebut tidaklah urgent untuk ditempatkan di sisi lembaga kepresidenan, karena tugas-tugas khusus kepresidenan bisa dilaksanajan oleh Watimpres," papar Andi Yusran.
"Tinggal lagi bagaimana struktur intenal Watimpres diisi oleh beberapa orang milenialis. Ini saya kira postur yang lebih simple dan lebih produktif," tambahnya.
Sumber: RMOL