Per hari ini, 7 April 2020, telah wafat 27 Dokter terbaik di Indonesia, yang tercatat secara resmi, akibat COVID19.
Jumlah kematian tertinggi dari seluruh Dokter di dunia.
Salah dua yang tercatat, Dr Ketty meninggal, pak Budi Karya yang dirawatnya selamat. Dokter yang mendampingi Walkot Bogor meninggal, Bima Arya nya selamat.
Kalau seandainya nyawa Nakes dihargai Rp 100 Triliun, Indonesia sudah rugi Rp 2.700 Triliun dengan kematian mereka. Tetapi nyawa Dokter dan Perawat ini sungguh tak ternilai. Tak ternilai. Dan tak ada penghargaan dari Pemerintah sedikitpun, Ucapan Duka Cita secara langsung dari PRESIDEN, atas wafatnya Para Pahlawan ini.
Nyawa Dokter hanya dihargai Rp 260.000 tambahan insentif setiap hari bagi Dokter garda depan. Itupun masih belum jelas sudah diterima atau belum oleh mereka.
Dokter di Indonesia seluruhnya berjumlah 113.000. Jumlah penduduk seluruhnya 273.000.000. Artinya 1 Dokter harus merawat 2,640 orang per harinya. Rasio Dokter secara normal seharusnya 1:120.
Bayangkan, wahai Pemerintah dan Rakyat, dalam kondisi normal saja tugas Dokter sudah jauh melampaui beban yang bisa ditanggung. Apalagi dalam situasi pandemik seperti ini.
Terlepas ini takdir.
Menjadi catatan hitam paling kelam dalam sejarah negeri ini.
Ya Allah, jadikanlah mereka syuhada.
Dan jadikan ini sebagai peringatan nyata bagi Pemimpin negeri ini, bagi seluruh rakyat negeri ini.
Ya Allah, lindungi seluruh Dokter dan Paramedis yang bekerja dalam segala lini.
dr. Tifauzia Tyassuma
(Dokter, Peneliti, Penulis)