MARI KITA BANGUN SISTEM PENYALURAN BANTUAN YANG BAIK
Konon, video yang tersebar ini menggambarkan aksi kepedulian seorang pejabat yang tengah membagi-bagikan bantuan pada pengendara Ojek Online yang berdiri di jalan. Mungkin saja, di dalam mobil itu adalah Presiden Jokowi atau Wakil Presiden Ma'ruf Amien.
Walaupun menurut berita yang ditulis dalam www.suara.com disebutkan Presiden Jokowi ada di dalam mobil itu, namun saya tak melihat wajah Presiden dalam video ini. Dari video ini, memang tak mustahil Presiden Jokowi ada di mobil itu.
Saya ingin memberikan catatan kritis terhadap peristiwa ini. Mungkin saja, maksud dari aksi ini baik. Bila benar Presiden Jokowi yang berinisiatif dalam melakukan aksi kepedulian ini, tak mustahil niatnya ingin memberikan contoh langsung bahwa kini saatnya semua pihak melakukan aksi berbagi pada mereka yang lebih menderita. Warga yang berlebih secara ekonomi, harus segera turun langsung ke lapangan, membantu siapa saja yang menderita akibat kebijakan "stay at home" atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sekali lagi ini adalah sebuah niatan yang terpuji.
Namun demikian, apa yang dilakukan Presiden menurut hemat saya, bukanlah sistem penyaluran bantuan yang baik. Sudah berkali-kali, cara ini justru mudah sekali menciptakan kerumunan yang sangat berbahaya bagi penyebaran virus Corona. Belajar dari kejadian sebelumnya, pembagian bantuan seperti cara ini bahkan dapat mengakibatkan massa berdesakan, berhimpitan, yang mengorbankan warga.
Oleh karena itu, dengan segala hormat pada Presiden, saya ikut memohon agar kiranya pembagian bantuan seperti diperagakan ini tak lagi dilakukan. Mungkin, cara yang lebih tepat, pembagian dilakukan secara "door to door" langsung ke rumah sasaran. Seperti pernah saya usulkan sebelumnya, penyaluran bantuan bisa menggunakan tenaga Ojek Online atau Mobil Online dengan aplikasi yang telah banyak tersedia. PT. TELKOM setahu saya memiliki aplikasi yang dapat digunakan tanpa harus mengeluarkan biaya.
Tentu untuk melakukan ini, perlu pemetaan sasaran bantuan yang tepat. Peta dasar sebagai awal Geographical Information System (GIS) sudah tersedia. Contoh yang pernah saya lihat adalah peta pelanggan listrik PLN 450 VA yang sudah dilengkapi titik koordinat. Dari peta dasar ini, para pelanggan PLN yang diduga sebagian besar adalah warga pra-sejahtera, dapat diverifikasi, dilengkapi dan diperbaiki. Para petugas kelurahan, relawan kemanusiaan, ketua RT dan RW, dapat dikerahkan dalam waktu cepat untuk melakukan perbaikan data ini.
Dengan peta sasaran yang valid sesuai tujuan, paket-paket bantuan dapat segera disalurkan. Untuk Jakarta, PD Pasar Jaya, saya dengar, telah siap dijadikan pemasok paket-paket sembako. Toko Swalayan juga siap menjadi tempat penyaluran walaupun pasar tradisional harus mendapat prioritas mengingat para pedagang di pasar itu sebagian besar adalah pedagang kecil yang perlu dibantu. Sebagai tempat koordinasi lokal, posko-posko bantuan perlu dibentuk dengan menggunakan tempat gedung kelurahan, masjid, gereja, atau gedung sekolah terdekat dengan wilayah kelompok rumah warga pra-sejahtera.
Saya yakin, sistem penyaluran seperti ini dapat dikembangkan lebih baik dengan melibatkan ahli IT, aktivis sosial, dan para petugas lapang yang telah banyak pengalaman dalam penyaluran bantuan saat terjadi bencana.
Semoga dalam situasi kritis ini, kita dapat bahu membahu, mencari jalan keluar bersama dari kesulitan yang kita hadapi. Semoga ada gunanya usulan ini.
(By Imam B. Prasodjo)
Sumber: fb penulisPresiden Jokowi membagikan sembako di Kawasan Harmoni Jakarta Pusat, Kamis (9/4). pic.twitter.com/NLR4D0ma2a— GOJEK24JAM (@gojek24jam) April 9, 2020
https://www.suara.com/news/2020/04/09/192646/viral-jokowi-bagi-sembako-dari-mobil-publik-sekelas-dia-caranya-begini MAR...
Dikirim oleh Imam B Prasodjo pada Kamis, 09 April 2020