[PORTAL-ISLAM.ID] Batas waktu ancaman Luhut 2x24 jam sudah berakhir. Said Didu tak gentar.
Pihak Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menuntut Said Didu minta maaf kepadanya. Bila tidak, pihak Luhut akan memidanakan Said Didu.
"Bila dalam 2x24 jam tidak minta maaf, kami akan menempuh jalur hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku," kata juru bicara Menko Luhut, Jodi Mahardi, lewat keterangan pers tertulis kepada wartawan, Jumat (3/4/2020), sekitar pukul 11.00 WIB.
Tuntutan dan ancaman pihak Luhut dilatarbelakangi kritik Said Didu mengenai penanganan virus Corona di Indonesia yang dimuat dalam kanal YouTube mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu.
Video yang dipermasalahkan pihak Luhut adalah video yang diunggah di akun Said Didu, yakni bernama MSD, pada 27 Maret 2020. Video itu berjudul 'MSD: LUHUT HANYA PIKIRKAN UANG, UANG, DAN UANG'. Video itu berdurasi 22.44 menit.
Dalam video itu, Said Didu menyoroti persiapan pemindahan ibu kota negara (IKN) dan menghubungkannya dengan penanganan COVID-19. Said menilai pemerintah saat ini lebih mementingkan ibu kota baru di atas permasalahan lainnya.
Siang hari ini, Minggu (5/4/2020), batas waktu ancaman Luhut sudah berakhir. Dan Said Didu tak sudi menjilat ludah. Tak sudi minta maaf kepada Luhut, karena apa yang disampaikan adalah kebenaran.
Said Didu menegaskan akan menghadapi apapun konsekuensi dari perjuangan yang dilakukan.
"Bapak saya seorang perintis kemerdekaan yg sudah pertaruhkan nyawanya untuk NKRI," kata Said Didu di akun twitternya, Minggu (5/4/2020) pukul 12.35 WIB.
Twit Said Didu ini menjawab pertanyaan netizen dan koleganya terkait berakhirnya batas waktu ancaman Luhut.
"11.00 WIB. Satu jam sebelum jam 12.00 tenggat waktu 2 x 24 jam yg diberikan oleh jubir Kemenkomarves. Apakah Bang @msaid_didu menyerah dan menyatakan permohonan maafnya? Saya sih tidak yakin, kalian?" ujar akun @DonAdam68 di twitter.
Lalu ditanggapi oleh akun @alfiah222: "Om said didu keluarga pejuang. Insya Allah paham apa itu kemuliaan hidup Dan apa itu berjuang sampai titik darah penghabisan. Merdeka ! Manusia Merdeka!".
Said Didu itu putra Bugis-Makassar yang punya prinsip "Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut Ke Pantai".
“Kualleangi Tallanga Natowalia”.
Suatu pepatah masyarakat bugis-makassar yang melambangkan keberanian menjalankan sebuah prinsip dan tentu dengan penuh kearifan dan perhitungan yang matang.
WE ALL STAND WITH SAID DIDU !!
11.00 WIB. Satu jam sebelum jam 12.00 tenggat waktu 2 x 24 jam yg diberikan oleh jubir Kemenkomarves.
— Don Adam (@DonAdam68) April 5, 2020
Apakah Bang @msaid_didu menyerah dan menyatakan permohonan maafnya? Saya sih tidak yakin, kalian?
Bapak saya seorang perintis kemerdekaan yg sudah pertaruhkan nyawanya untuk NKRI— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) April 5, 2020
Said Didu akan didukung oleh rakyat, dan saya akan ikut serta.— M. Din Syamsuddin (@OpiniDin) April 3, 2020
Jika anda alergi bahkan phobia kritikan, jangan duduk di posisi publik. Apalagi dalam sebuah tatanan demokrasi. Marah atau tersinggung ketika dikritik rakyat, menandakan anda tidak dewasa dalam demokrasi. Demokrasi membuka pintu luas mengoreksi kekuasaan. #WeAllStandWithSaidDidu— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) April 3, 2020