[PORTAL-ISLAM.ID] Mabes Polri mengeluarkan Surat Telegram (ST) terkait penanganan para penyebar hoaks dan penghina presiden saat pandemi virus corona atau Covid-19. Hal tersebut demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama menghadapi bencana non-alam tersebut.
Banyak yang kontra dengan hal itu. Salah satunya disampaikan secara terang-terangan oleh Denis Malhotra.
"1. Jokowi nggak becus urus negara itu fakta, bukan penghinaan.
2. Kalau nggak mau dikritik, mundur saja dari jabatan publik.
3. Sudah gagal mengatasi korona, gagal pula dalam mengendalikan diri sendiri. Goblok!" ujar @denismalhotra di twitter, Minggu (5/4/2020).
1. Jokowi nggak becus urus negara itu fakta, bukan penghinaan.— Denis Malhotra (@denismalhotra) April 5, 2020
2. Kalau nggak mau dikritik, mundur saja dari jabatan publik.
3. Sudah gagal mengatasi korona, gagal pula dalam mengendalikan diri sendiri. Goblok! https://t.co/Bdqtxxfm8C
Dan banyak lagi tanggapan-tanggapan kontra dari berbagai pihak.
"Dah diancam virus corona, diancam besok gak bisa makan, diancam negara pula... naseb jadi rakyat!" ujar akun @K1ngPurw4.
"Sudah rezimnya gagal menyelamatkan nyawa rakyat di hadapan Covid19 masih juga ditakut-takuti mau ditangkap. Dosa apa bangsa ini?" tulis @hasmi_bakhtiar.
Dah diancam virus corona, diancam besok gak bisa makan, diancam negara pula... naseb jadi rakyat! 😰
— King Purwa (@K1ngPurw4) April 5, 2020
Polri Terbitkan Aturan Khusus Tangani Hoaks dan Penghinaan Presiden Terkait Corona https://t.co/xcMjHfDZhb
Sudah rezimnya gagal menyelamatkan nyawa rakyat di hadapan Covid19 masih juga ditakut-takuti mau ditangkap. Dosa apa bangsa ini?
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) April 5, 2020
Tak ada yang menghina bukan karena terpuji, tapi karena takut dipenjara .. Betapa menyedihkannya pemimpin yang seperti itu.
— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) April 5, 2020
Dihina tak membuat terhina. Tak dihina karena takut dibui, itu yang membuat terhina.
1. Pendukung rasional semakin habis.
— Dandhy Laksono (@Dandhy_Laksono) April 5, 2020
2. Media yang biasa mendukung, mulai ikut mengkritik.
3. Kalangan elit dan intelektual mulai menyatakan kekecewaan secara terbuka.
Maka yang tersisa tinggal dua kartu:
1. BuzzeRp digiatkan.
2. Teror negara digalakkan. https://t.co/jsfsmiXsB4