[PORTAL-ISLAM.ID] Akun resmi twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (@BNPB_Indonesia) menjadi sorotan warganet.
Bukan karena INFO yang disampaikan, tapi TAGAR yang dimainkan seperti BUZZER.
Pada twit 1 April lalu, akun @BNPB_Indonesia menulis disertai tagar #AwasProvokasiLockdown.
Sontak warganet berang. Masa akun resmi sekelas BNPB ikut-ikutan jadi buzzer? Dan tagar yang dipakai justru itu provokasi.
Lockdown bukan Provokasi. Seruan Lockdown (Karantina Wilayah) itu resmi disarankan oleh IDI, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), sampai mantan Wapres JK.
IDI: Sejak Awal Kami Menyarankan untuk Lockdown
https://www.youtube.com/watch?v=ghmj3C2iI9o
Desakan Lockdown yang Terus Menguat untuk Tangani Corona COVID-19
Seruan Lockdown itu untuk menyelamatkan nyawa rakyat. Masa BNPB (melalui akun resmi twitternya) menuduh sebagai PROVOKASI???
@salima252: "BNPB badan Nasional penanggulangan bencana... Tapi goblok tagarnya. Menentang lockdown Artinya situ semua berharap bencana besar terjadi yg situ ga akan bsa Tanggulangin skalanya."
@SevenSeas87: "Inget...dgn tagar ini..kalian di BNPB turut btanggungjawab kelak ketika tjadi PENULARAN lbih massif di Indonesia ! catat !!"
@mzulkiflimz: "Twitter resmi lembaga pemerintah tapi bikin tagar sekelas Buzzer. Udah jadi barbuk nih."
@SyarifAlkadrie3: "Heran ama akun ini, kok bisa bisanya menggunakan tagar yg seharusnya mjd solusi spy penyebaran virus tdk massive. Tugas kalian kan menyelamatkan nyawa, bkn menyelamatkan uang negara."
@pr0f1tr0n1: "@BNPB_Indonesia Tagarnya justru memprovokasi itu."
@the_cangklong: "Yg kasih saran lockdown dari IDI lhoo, jgn main"....msa sekelas IDI mw provokasi... Gmna siih...."
@NawawiMm: "Badan Nasional Pengelola Buzzer"
Twitter resmi lembaga pemerintah tapi bikin tagar sekelas Buzzer. Udah jadi barbuk nih.
— Muhammad Zulkifli (@mzulkiflimz) April 2, 2020
Badan Nasional Pengelola Buzzer
— Mumu (@NawawiMm) April 1, 2020
Ketahuan kalau adminnya cebong togog.
— Jq Kml (@jqkml) April 2, 2020
Hastagnya buzer banget min..
— MERAH PUTIH (@mraden140) April 2, 2020
Yg 300 taruna polisi kapan masuk data min..kok blm ada penambahan 300 cases..
Apa masuk secara bertahap..