[PORTAL-ISLAM.ID] Panik corona mereda. Jakarta mulai rame lagi. Warga nyantai. Malam minggu makan seafood. Lalu Jusuf Hamka ngajak nongkrong di J-Co Menteng. Lieus Sungkharisma hayo aja.
Parkir ditutup. Katanya mau ada inspeksi. Nggak bisa vallet. Terpaksa parkir basement.
Nyigar di smoking area. Buka wine. Dibully pejabat palsu KP2. "Kok gelasnya plastik," katanya.
Begitu tau Jusuf Hamka yang ngambilin gelasnya, si pembully langsung revisi statement. "Pasti mahal ya," katanya. Dasar ass-licker...!!
Orang kaya seperti Jusuf Hamka ngga butuh gaya dan pengakuan. Nyantai dengan jeans selutut dan sendal Louis Vuitton robek. Si penjilat yang sama pernah kena omel karena ngomong sembarang soal Mulan Jameela.
Tiba-tiba empat mobil mewah seperti Pajero dan gede masuk arena parkir yang tadi ditutup. Platnya bertuliskan "Denma Mabes TNI" dan Kode Khusus Polisi. Warna mobil hitam-hitam. Lelaki banget.
Sontak kita tertegun. Ada jenderal siapa nih yang mendarat. Pikiran kita serupa.
Pintu mobil dibuka. Para penumpang turun. Lah kok anak muda Tionghoa semua. Kaget. Mereka perlente. Mau nyantai di club. Nikmati live music. Rupanya praktik jual-beli plat masih ada.
Jusuf Hamka emosi. "Yang begini ini bikin Tionghoa tidak disukai. Kita cape-cape bikin harmonis. Mereka rusak," gerutunya.
"Anak-anak Aguan dan Anthony Salim aja kelakuannya nggak kayak begini loh. Pejabat yang ngasih plat harus ditindak. Biar kapok," kata Jusuf Hamka.
Praktik jual-beli plat masih ada. Kongkalikong antara middle class dan pejabat membentuk mutual symbiosis yang menjijikan.
Ada lagi kasus lucu seorang pejabat baru badan ad-hoc KP2. Masih efouria. Besar kepala. Berencana minta dua plat. Satu untuk anaknya supaya lancar, tidak kena ganjil-genap, masuk Busway, dan gagah-gagahan.
Semua menteri harus mengawasi karakter orang-orang macam begini. Belum apa-apa sudah punya rencana penyalahgunakan jabatan.
Penulis: Zeng Wei Jian