Saya yakin kali ini Andi Arief ngetwit dengan sejujurnya dan keluar dari hatinya yang paling dalam.
Saya sebetulnya tahan dua minggu lebih untuk tidak menulis soal sikap Menhan Prabowo terhadap kasus Corona di Indonesia, takut nanti dituduh kayak Anies, Menhan mencari panggung.
Tapi setelah Andi menulis bahwa dia akan merasa NYAMAN kalau Menhan dikasih tanggung jawab utk penanganan melawan Corona bersama dengan Ketua BNPB, Letjen Doni Monardo, serta Gubernur DKI Anies Baswedan utk menyelematkan Jakarta sebagai Ibu Kota, akhirnya pagi ini saya tulis soal bagaimana sikap Menhan terhadap kasus Corona, dari kaca mata saya.
Hampir 10 tahun bersama-sama beliau, saya rasanya tahu persis apa yg menjadi interest beliau selama ini (sebelum jadi Menhan). Kecuali masalah Ketentaraan dan Pertanian, konsentrasi yg luar biasa beliau adalah pada masalah Kesehatan.
Coba deh ke rumah beliau dan ke perpustaan atau di ruang kantornya, maka Anda akan menemukan di antara puluhan ribu bahkan ratusan ribu koleksi bukunya, maka buku-buku yg berkait dengan kesehatan rasanya sangat mendominasi.
Dia paham betul perkembangan dunia kedokteran dan kesehatan di belahan dunia mana saja. Makanya setiap keluar negeri itu, saat belum jadi Menhan, rekreasinya adalah rekreasi kesehatan, entah ke Eropa, Thailand, Malaysia, Timur Tengah atau kemana saja pasti urusan uji coba soal kemajuan kesehatan di negara tersebut.
Siapa saja -kalau PS lagi duitnya banyak- pasti diobatkan baik di dalam maupun di LN. Lah musuh yg nembak anak buahnya saja, saat ganti diberondong pasukannya, saat sekarat malah diangkut Helikopter dibawa ke RSPAD terus dioperasi dan diselamatkan.🤦♂️
Entah karena pacar pertamanya dokter, yg jelas beliau sangat perhatian dengan orang yang sakit dan gak bisa ngelihat ada orang sakit.
Bahkan gara-gara pasukannya yg tertembak atau cidera lama penangananya karena terbatasnya tenaga medis, saat itu dia langsung ber-ide sekolahin pasukannya utk kursus perawat sampai kursus bedah kecil, tak heran saat di Tim-Tim pasukan beliau bukan hanya pintar menembak tapi juga jago jadi tenaga medis utk menolong kawan-kwannya yg terluka.
Beliau juga sangat akrab dengan semua dokter ahli di Indonesia dan juga di LN, makanya mimpi dia di Indonesia punya RS - RS modern dengan dokter ahli yg TOP, tapi bukan utk orang kaya lebih utk orang menengah ke bawah.
Kembali ke laptop, soal sikap beliau sebagai Menhan terhadap kasus Covid19 (saya nulis ini sebagai pribadi ya bukan jubir Menhan, jadi semua yg saya tulis dari informasi yg saya peroleh -red). Sebenarnya sudah sejak diumumkan pertama beliau sdh gelisah akut, karena dari para koleganya dokter beliau dapat informasi yg sebenarnya. Tak heran jauh sebelum Menhub kena, beliau berserta stafnya terutama yg selalu bersama-sama beliau sehari-hari sudah melakukab tes Covid19 sendiri.
Dua minggu lalu saat saya mampir ke rumah beliau, sebelum masuk ke rumah, semua orang bukan hanya dicek suhunya, tapi juga diwajibkan masuk bilik kecil utk disemprot menggunakan disenfektan.
Saat bertemu beliau, saya melihat kesedihan dan kegundahan yg amat sangat. Beliau sangat khawatir dengan apa yg terjadi. Sejujurnya saat itu pun sebetulnya beliau ingin mengusulkan ke Pak Presiden utk segera me-lockdown agar penyebaran virus bisa segera dilokalisir. Namun apalah daya mungkin beliau hanya seorang Menhan. Mungkin ya? Kan negara ini ada tata kramanya. Pak Menhan orang yg paham tupoksinya jadi tentu gak enak utk clamitan usul, kalau gak ditanya.
Dan saat saya datang ke rumah Pak Menhan saat itu, dapat kabar rupanya beliau paginya di kantor Kemenhan beliau mengumpulkan pimpinan TNI utk memberikan gambaran bakal seperti apa virus Corona ini, dan langkah-langkah yg diambil di lingkup Kemenhan, dan TNI. Antara lain dalam rapat itu yg pertama "diselamatkan" adalah mereka yg sekolah di lembaga-lembaga pendidikan (Lemdik) TNI. Salah satu yg langsung di-lockdown atas perintah KSAD setelah rapat dengan Menhan, adalah AKMIL Magelang.
Tak hanya Akmil, lembaga-lembaga pendidikan lainnya juga menjalankan hasil keputusan hasil rapat tersebut. Bahkan acara-acara yg bersifat seremonial dan menciptakab kerumunan dihentikan di lingkup TNI. Kemenhan sendiri langsung "merumah"-kan sebagian karyawannya.
Benar saja, dua atau tiga hari setelah Menhan mengajak rapat pucuk pimpinan TNI tersebut, ternyata virus Corona semakin mewabah termasuk Menhub pun akhirnya kena.
Menhan yg hari-hari belakangan ini merasa galau atas perkembangan covid 19, kemudian dalam rangka memperpendek birokrasi G to G, akhirnya tanggal 18 kemarin menulis surat ke Panglima, agar memberangkatkan pesawatnya ke Tiongkok untuk mengambil Alkes termasuk Alat Pelindung Diri (APD) sekali pakai dari Tiongkok. Jangan alergi dengan Tiongkok dulu ya prens .., karena Tiongkok terkena duluan, jadi mereka pengalaman memproduksi Alkes. Alkes yg diambil ini Alkes baru, bukan bekas.
Nantinya alat-alat kesehatan itu akan dipakai utk Tim Media Kemenhan, TNI dan Tim Medis Penanggulangan Bencana Corvid 19.
Semoga Pak Presiden memberikan peran lebih banyak kepada Pak Menhan, seperti harapannya Andi Arief dalam twit-nya dan harapan kita semua. Insyallah Pak Prabowo yg sangat mafum dengan dunia kesehatan dan punya hubungan yg baik dengan dunia luar, akan berkolaborasi apik dengan Letjen Doni Monardo utk mengurus Nasional dan Anies Baswedan utk mengurus Jakarta.
Lawan bersama Covid 19, stop mengaitkan dengan politik dan selamatkan Rakyat Jakarta, dan selamatkan Rakyat Indonesia!
(By Naniek S Deyang)