[PORTAL-ISLAM.ID] Anggap tiap pasien COVID-19 perlu perawatan intensif 15 hari, dan anggaplah kapasitas RS menampung 500 pasien, dan yang sakit ada 500, tentu itu nggak jadi masalah.
Bagaimana kalau yang sakit 2000 pasien? Nggak masalah juga kalau mereka sakitnya gantian, yang masalah adalah kalau mereka sakitnya bareng-barengan.
Kenapa? Karena kalau mereka sakitnya gantian, tenaga kesehatan akan bisa maksimal merawat, jika meninggal, kita bisa bilang memang itu sudah ajalnya.
Tapi, kalau mereka sakitnya barengan, merawatnya nggak maksimal, bahkan masuk RS aja nggak dapet tempat. Kalau mati? Ya itu juga ajalnya, tapi ikhtiarnya belum maksimal.
Begini deh, walau nongkrong di rumah kalau udah ajal ya mati. Tapi mereka yang mati sebab kebut-kebutan, itu juga udah ajal, tapi ngebut-nya bakal dihisab, karena itu pilihan.
Jadi udah kegambar ya? Menderita COVID-19 itu masalah, tapi masalahnya berlipat-lipat ketika kita sakitnya bareng-bareng. Sebab ngaruhnya jadi ke mana-mana.
Inilah kenapa harus #socialdistancing, hindari kerumunan. Karena ketika kita berkerumun, ada potensi kita tertular atau kita yang nularin, jadinya sakit bareng-bareng.
Itulah maksudnya jangan sakit, kalaupun sakit, jangan bareng-bareng. Karena fasilitas kesehatan Indonesia, tau sendirilah, nggak ada wabah aja udah bikin istighfar.
Ya itung aja sendiri di daerahmu, kamu yakin RS yang segitu-gitunya bisa nampung kalau ada ratusan yang sakit bareng? Belum lagi fasilitasnya? Ventilator? Dokter? Cukup?
Ini yang diremehkan sama warga Italia dan Indonesia, yang saing-saingan dalam persentase tertinggi pasien COVID-19 yang meninggal, nggak ada cukup fasilitas RS buat pasien.
Padahal Italia, lebih maju dari kita urusan kesehatan, penduduknya lebih padat kita lagi. Pertanyaannya tinggal, siapa yang lebih bandel? Italia atau kita?
Saya sebetulnya nggak mau nulis tentang ini terus, tapi makin kesini makin banyak dokter dan tenaga kesehatan curhat, kawan-kawan mereka juga udah banyak yang meninggal.
Ini cuma bentuk kepedulian saya, buat semua yang ada di Indonesia, sebab saya sayang mereka semua, yang selama ini barengan ngaji, bareng coba taat ke Allah.
#UdahDirumahAja.
Penulis: Ustadz Felix Siauw