[PORTAL-ISLAM.ID] Beberapa organisasi kesehatan, akademisi, dokter dan masyarakat sipil kian mendesak pemerintah untuk melakukan karantina wilayah atau lockdown untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 (corona).
Salah satu kebijakan yang sejauh ini paling ampuh menekan penularan virus corona, yakni dengan kebijakan lockdown. Hal ini juga yang didorong oleh Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
"Melihat dari negara-negara lain, partial atau local lockdown mungkin dapat menjadi pilihan bagi Indonesia. Apa itu local lockdown? Local lockdown merupakan sebuah langkah menutup sebuah wilayah/provinsi yang sudah terjangkit infeksi COVID-19, dengan demikian diharapkan dapat memutuskan rangkai penularan infeksi baik di dalam maupun diluar wilayah," kata Ketua Dewan Guru Besar FKUI, Siti Setiati, dalam keterangannya, Kamis (26/3/2020).
"Local lockdown disarankan dilakukan selama minimal 14 hari. Local lockdown pun akan memudahkan negara untuk menghitung kebutuhan sumber daya untuk penanganan di RS (SDM, APD, fasilitas RS)," tambah dia.
Namun hingga saat ini pemerintah dibawah pimpinan Presiden Jokowi masih bersikukuh untuk tidak melakukan lockdown dengan berbagai dalih.
Padahal jumlah kasus covid-19 di Indonesia semakin hari semakin banyak. Update sampai hari, Jumat (27/3/2020), jumlah kasus corona sudah diatas 1000 yakni 1.046, dimana 87 meninggal, 46 sembuh.
Menurut mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu ada empat kemungkinan penyebab pemerintah Jokowi tidak berani lockdown.
"Kira2, ini penyebab pusat tidak berani lockdown:
1. Tidak ada uang utk membantu rakyat miskin - padahal masih ngotot bangun Ibu Kota baru.
2. Tidak tersedia stok bahan pokok yg cukup
3. Tidak mampu kelola manajemen krisis
4. Lebih utamakan hal lain daripada selamatkan nyawa rakyat," kata Said Didu di akun twitternya, Jumat (27/3/2020).
Padahal di negara-negara lain, pemimpinnya tidak ragu melakukan lockdown dan negara mereka menanggung beban hidup rakyatnya.
"Jawaban Jokowi tidak mau lockdown: 'setiap negara punya kondisi yang berbeda'. Yup. Negara lain siap menanggung kebutuhan rakyatnya selama lockdown. Indonesia kagak. Bedanya cuma di situ," ujar pengamat internasional @hasmi_bakhtiar.
Kira2, ini penyebab pusat tidak berani lockdown :— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) March 27, 2020
1. Tidak ada uang utk membantu rakyat miskin - pdhl msh ngotot bangun Ibu Kota baru.
2. Tidak tersedia stok bahan pokok yg cukup
3. Tidak mampu kelola manajemen krisis
4. Lebih utamakan hal lain drpd selamatkan nyawa rakyat
Jawaban Jokowi: setiap negara punya kondisi yang berbeda.— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) March 25, 2020
Yup. Negara lain siap menanggung kebutuhan rakyatnya selama lockdown. Indonesia kagak. Bedanya cuma di situ. https://t.co/xJFW8L0FUA