[PORTAL-ISLAM.ID] Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan situs web yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan arahan dari pemerintah pusat untuk memberikan kabar terkini soal virus corona novel (Covid-19) di Indonesia.
Hal itu merespon adanya situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang juga menyajikan konten soal perkembangan virus corona di ibu kota yaitu corona.jakarta.go.id. Namun data yang disajikan berbeda dengan milik Kemenkes.
Sementara situs Kementerian Kesehatan yang khusus memberikan kabar terbaru soal corona secara nasional yaitu infeksiemerging.kemkes.go.id.
"Kemenkes. Dalam rangka komunikasi publik, pemerintah daerah mengikuti protokol pemerintah pusat supaya satu saja narasi pemerintah," kata Menkominfo Johnny G. Plate kepada awak media di kantor Kemenkominfo, Jakarta, Senin 9 Maret 2020.
"Kalau pemerintah daerah punya (situs soal virus corona), memang dimungkinkan tetapi sejalan dengan narasi pemerintah pusat. Pemerintah pusat sudah menunjuk juru bicara pak Achmad Yurianto," sambungnya.
Johnny pun kembali menegaskan bahwa pemerintah daerah diperbolehkan membuat situs terkait perkembangan isu virus corona di daerahnya tetapi narasi kontennya mesti sama dengan pemerintah pusat.
"Jangan mulai lagi pertentangan, ada (wadah informasi soal corona) pemerintah pusat, ada dari pemerintah daerah, boleh kok tetapi sekali lagi konten dan narasinya harus sama," pungkas Johnny.
Hari ini pemerintah mengumumkan penambahan jumlah pasien positif terjangkit virus corona di Indonesia dari 6 pasien menjadi 19 pasien ."Hari ini jumlah kasus yang terkontaminasi positif sebanyak 19," kata juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto.
Sebelumnya, situs pembaruan informasi terkait virus corona dari Kemenkes https://infeksiemerging.kemkes.go.id/ memiliki data yang berbeda dengan data yang ada di situs pemprov DKI terkait Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Menurut situs corona.jakarta.go.id, sejak 1 Maret 2020 sampai Jumat pekan lalu 6 Maret 2020 tercatat ada 49 pasien PDP yang masih dirawat dan 34 pasien dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang ke rumah.
Sumber: CNN
Menanggapi berita ini, arsitek Marco Kusumawijaya meradang. Seharusnya pusat merangkum data daerah, bukan daerah diminta menjabarkan dat pusat.
"Terbalik. Pusat hrsnya merangkum laporan daerah. Bukan daerah menjabarkan data pusat. Lah nalarnya kan data itu mengalir dari bawah ke atas. Ini orang sinting tak punya nalar," komentar Marco melalui akun twitternya @mkusumawijaya Selasa 10 Maret 2020.
Terbalik. Pusat hrsnya merangkum laporan daerah. Bukan daerah menjabarkan data pusat. Lah nalarnya kan data itu mengalir dari bawah ke atas. Ini orang sinting tak punya nalar. https://t.co/VYymzGGwOQ— Marco Kusumawijaya (@mkusumawijaya) March 10, 2020