Meluruskan Pemahaman Bu Dokter
AKAN TETAPI setelah membaca pernyataan-pernyataan lain beliau (Silakan Baca Capture 2), jelas terindikasi bahwa kalimat pada capture 1 bukan berangkat dari niatan murni untuk mengingatakan / otokritik rekan sejawat MELAINKAN karena dukungan membabi-buta kepada Pemerintah dengan mengabaikan fakta.
Meski saya (penulis) bukan dokter, beriktikad untuk membuat status pengimbang OLEH KARENA profesi mulia dokter perlu "dilindungi" marwahnya, secara Dokter bukanlah Buzzer ...
1]. Sejauh ini (di pemberitaan nasional maupun di media sosial), saya belum mendapati Dokter YANG SERTA MERTA MENYALAHKAN PEMERINTAH atas kematian tinggi karena virus corona.
Rata-rata (saya memahaminya) adalah beliau para dokter itu hanya MENG-ASPIRASIKAN FAKTA DI LAPANGAN tentang lambatnya dukungan Pemerintah seperti suplai Alat Pelindung Diri (APD) dan lain-lain, YANG ITU menghambat aktivitas para medis dalam menanggulangi Wabah Covid-19.
Tentang kata "lambat" pada kalimat: lambatnya dukungan Pemerintah, itu adalah fakta yang tidak terbantahkan KARENA di saat Wabah Virus Corona sudah "merata" di belahan dunia lain, Pak Jokowi malah sibuk mempromosikan pariwisata untuk mendatangkan wisatawan luar negeri.
Jokowi Minta Perbanyak Acara di Daerah Wisata yang Terdampak Virus Corona
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/25/14492981/jokowi-minta-perbanyak-acara-di-daerah-wisata-yang-terdampak-virus-corona
TERMASUK, dengan rencana mengucurkan dana bagi influencer dalam rangka mempromosikan pariwisata Indonesia di luar negeri.
Jurus Jokowi Atasi Dampak Corona: Bayar Influencer Rp 72 M hingga Diskon Pesawat
https://kumparan.com/kumparanbisnis/jurus-jokowi-atasi-dampak-corona-bayar-influencer-rp-72-m-hingga-diskon-pesawat-1sugN6IvoK3
ARTINYA terdapat fakta bahwa Pemerintah terlambat mengantisipasi wabah covid-19 dan itu yang rerata menjadi "keluhan" bagi dokter dan para medis.
BAHWA terdapat satu-dua dokter yang mungkin "to the point" menyalahkan Pemerintah, tidak perlu terlalu dipolemikkan SEPANJANG MENGGUNAKAN DATA & INFO VALID karena 'toh Pemerintah adalah Penanggung Jawab penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi wajar jika dituntut tanggung jawabnya, APALAGI ingat: butuh dana Rp 25 Triliun untuk Pemilu Legislatif dan Pilpres.
2]. Tidak ada dasar pemikiran yang logis dan ilmiah, untuk seorang dokter mencibir/nyinyir kepada Gubernur DKI dengan menggunakan fakta wabah virus corona di daerah lain (dalam hal ini Provinsi Bali ). Silakan Baca Capture 2.
Mestinya, kita wajib men-syukuri bahwa persebaran Wabah Virus Covid-19 Provinsi Bali bisa dikendalikan dengan baik.
AKAN TETAPI lantas menjadikannya sebagai "tool" untuk mengevaluasi seorang Gubernur di Provinsi lain, ITU SANGATLAH TIDAK BIJAKSANA!
Perlu diketahui bahwa meski Wisatawan China lebih banyak yang berkunjung di Bali, Namun pola mobilitas dan kerapatan kontak dari penduduk Bali SANGATLAH JAUH JIKA DIBANDING dengan penduduk Jakarta.
Sederhananya, sama-sama di awali dengan adanya 1 (satu) orang yang positif terkena Covid-19, MAKA potensi persebarannya jauh lebih tinggi di DKI Jakarta daripada di Bali, sekali lagi itu terkait dengan pola mobilitas dan kerapatan kontak dari penduduknya.
PENUTUP
Di saat rekan-rekan sejawat anda berjibaku mati-matian di "Medan Perang Virus Corona", akan lebih elok apabila anda Bu Dokter menyemangati dan memberikan status-status yang berkemanfaatan seperti ikut menyerukan pentingnya physical distancing DLL, karena ....
KARENA saya yakin dan percaya anda betul-betul adalah seorang Dokter .... dan bukan Buzzer .....
*Penghargaan untuk Semua Para Medis Indonesia
*Semoga wabah virus corona segera tertanggulangi, aamiiin.
(By Tara Palasara)