[PORTAL-ISLAM.ID] Kebijakan beberapa negara di dunia untuk me-lockdown guna mengurangi penyebaran virus corona ditaati dan diapresiasi oleh warga dunia. Sayangnya, kebijakan lockdown itu belum juga diterapkan pemerintah Indonesia meski terjadi kenaikan signifikan pada kasus corona, baik dari jumlah penderitanya, maupun jumlah pasien yang meninggal setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Bahkan, kebijakan membatasi aktivitas warga yang dilakukan beberapa kepala daerah dituding sebagai upaya menakut-nakuti warga.
Di kalangan pendukung Jokowi pun, belum ada satu suara sepakat mengenai kebijakan lockdown. Seperti yang dicuitkan Tompi, seorang dokter spesialis bedah plastik yang mendesak dilakukannya lockdown.
"LOCK DOWN! jgn ngeyel!" cuit Tompi lewat akun Twitter-nya, @dr_tompi.
Berbeda dengan Tompi, Denny Siregar, salah satu buzzer pemerintah, justru menuding dokter yang masih sibuk men-tweet lockdown sebagai kurang kerjaan dan sedang pansos.
"Dokter yang benar itu pasti lagi sibuk jibaku nyembuhin pasien Corona.. Dokter yang masih sibuk ngetwit lockdown, itu sudah pasti dokter yang sedang kurang kerjaan, sedang pansos, berasa lebih tahu situasi dan lebih Presiden dari Presiden..," cuit Denny Siregar lewat akun Twiter-nya, @Dennysiregar7.
LOCK DOWN! jgn ngeyel!— tompi (@dr_tompi) March 14, 2020
Dokter yang benar itu pasti lagi sibuk jibaku nyembuhin pasien Corona..— Denny siregar (@Dennysiregar7) March 15, 2020
Dokter yang masih sibuk ngetwit lockdown, itu sudah pasti dokter yang sedang kurang kerjaan, sedang pansos, berasa lebih tahu situasi dan lebih Presiden dari Presiden..
☕☕https://t.co/nyJopghWRJ
Kedua pendukung Jokowi ini pun menjadi bahan tertawaan warganet.
"Faksi Cebong, beda sumber keuangan 😂," cuit @Gandawan.
"Lagi pada berantem jangan ada yg pisahin yaaak biarin ajaaah 😂," cuit @stevaniehuangg.
