Gaya Sultan Anies Hadepin Corona di Jakarta
Njay, 3 hotel milik DKI dijadiin tempat menginap para tenaga medis DKI? Seumur2 gw baru tw Grand Cempaka punya DKI Jakarta, kaya banget berarti ya DKI, belum ilang takjub gue itu Hotel ditutup dan dijadiin Tempat Nginep Tenaga Medis, Gratis, makan ditanggung, transport disediain belasan bus way dan puluhan bis sekolah lagi2 punya DKI. Itu wan abud, kasih intruksi mirip bener ama King Salman Saudi, ini tutup, itu buka, ini ambil, semua gratis.. WTF? Sejenak DKI lebih mirip kesultanan agung diraja. Semua nurut dan yang paling heboh, dananya ada. Endess!
Gak kayak seberang, dia panggil ahli2 ekonomi, dia panggil ahli2 kedokteran, semua pejabat strategis dikumpul, dari kalangan jin dan manusia, hahaha. Keputusan terbesarnya apa? Social distancing, warga cuma suruh minggir, hahaha. Buset dah, buat begitu mah, anak SDIT kelas 1 juga khatam, soalnya mereka udah belajar jauhi yang bukan muhrim, syariah distancing, hehe.
Anies Baswedan ini cara kerjanya absolutely bikin bingung gue, warga DKI yang tinggal di DKI 33 tahun, ditangan Anies DKI berasa kaya ditangan rakyat. Rakyat berasa kayak didongeng 1001 malam dimasa Harun Al Rasyid, semua aman, semua kebagian, dan terpenting gratis.. tis.. tis..
Di era kapitalis setengah komunis ini, apa sih yang gratis cuk? Lu ngedip mata aja bayar, haha. Negara dikelola dengan cara orang miskin, rakyat jadi sinis. Itu uangnya dari mana ya, iti iingnyi diri mini yi? Nyinyir Mirip ibu2 heboh gerandong arisan. Rakyat gak dibiasain hidup enak, harus menderita. Jadi ketika muncul Gubernur citarasa Sultan, kaget kan lu.. Rakyat yang biasa jadi objek pemilu, rakyat yang biasa di hina2.. Di DKI jakarta, rakyat untuk pertama kalinya di angkat kehormatannya, rakyat adalah rajanya, contohnya mungkin bagi saya untuk pertama kalinya, rakyat dikasih gratis.
Gue jadi kebuka, gak butuh kita sistem komunis kayak china, untuk bikin kompak warga. Taro aja gubernur kayak Anies, kelar udah. Dulu persepsi, pemerintah gak mungkin kasih gratisan, dijaman Anies semua mungkin, dananya ada ternyata, legal, aparatnya bergerak, gak perlu picik, gak perlu kata2 kasar, seolah rakyat adalah beban sial pemerintah. Ditangan Anies enggak tuh.
(Hotel Grand Cempaka Business)
Balik lagi ke Corona, bagi gue dengan mental kayak Anies, Corona bakal cepet ditanggulangi secara nasional bahkan internasional. Lalu apa ada dampak ekonominya? Ada pasti, tutup 3 hotel milik DKI itu pasti biaya, alihin fungsi busway dan bis2 sekolah DKI itu biaya, kasih insentif ke seluruh tim medis corona dengan angka tertinggi, itu biaya, encana kasih subsidi 1,1 juta warga terdampak corona, itu biaya. Namun inget cuk, kelola negara jangan kayak kelola perusahaan, apalagi usahanya mebel. Negara itu bukan profit entity, tapi supremacy state, kesatuan berdaulat. Lu kan suka teriak2, NKRI harga mati.. NKRI HIRGI MITI.. Haha.. Negara Kesatuan Republik Indonesia, nah belajar berdaulat di momen begini, mumpung Indonesia belum jadi PT Indonesia, kita harus sadar, gak ada istilah biaya dalam kelola Negara, yang ada Service Expenditure, pengeluaran pelayanan. Negara itu nature-nya pelayanan, presiden dan segenap perangkatnya pelayan, atau bahasa inggrisnya: jongos rakyat. Bukan rakyatnya jadi jongos, jangan dibalik2 biar gak miring otak lu, hehe.
Udah segitu dulu yak, lu resepin baek2, ntar kepanjangan lu ngantuk.. Lu serap buat lu yang rakyat kek, aparatur pemerintah kek, pengusaha kek, kalo ngomong Negara lu semua selevel, kita bertetangga karena ada yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Republik ini harus dijalankan dengan cara-cara negara, agar semua dapat manfaat, dapat gratisan, kayak yang Wan Abud buat di Jakarta...
Muhamad Ilham
Jatiasih, 27 Maret 2020