Corona Virus Mah Apa Atuh
Hebohnya pemberitaan tentang Corona virus (Covid-19), membuat panik banyak orang, menyita pemberitaan, sampai membuat depresi dan munculnya perilaku yang tak biasa.
Di Indonesia misal, hanya perlu 4-5 jam setelah pengumuman 2 warga Depok positif Covid-19, semua bahan pangan di beberapa tempat langsung diserbu, begitu juga masker.
Wajar, pemberitaan Covid-19 ini memang sangat masif, dan membangkitkan rasa "takut mati" semua orang, karena cepatnya tersebar virus ini dan juga mematikannya.
Tapi Covid-19 ini sebenarnya kalah dibanding Rokok.
Misal, tingkat mortalitas Covid-19 terakhir dirilis WHO 3.4% artinya 1000 yang kena Covid-19, sekira 34 yang meninggal, masih dibawah Flu Burung 39.3% dan MERS 34.4%.
Di bulan Juli 2019, WHO merilis: Tembakau membunuh sampai 50% penggunanya, dimana lebih dari 40% seperti kanker, penyakit pernapasan kronis, dan TBC.
WHO melanjutkan, 7 juta perokok aktif di dunia mati tiap tahunnya sebab rokok, dan 1.2 juta lainnya karena asap rokok. Di Indonesia, pada 2015 saja angkanya 230.000 orang.
Kalau mau diteliti, kematian sebab rokok ini pun sadis-sadis, dan tak pandang bulu. Dari orangtua yang muntah darah, hingga bayi yang infeksi paru sampai mati mendadak.
Artinya, kalau selama ini kita parno setengah mati kalau di sebelah kita batuk atau bersin saat shalat jama'ah, harusnya kita lebih hati-hati dan lebih khawatir dengan perokok.
Tapi, tiap kita melakukan penyadaran bahaya rokok yang lebih dari Covid-19 ini, pasti ada mereka yang nyinyir: "Rokok itu sumbang pajak, menyerap lapangan kerja, bla, bla..", begitu.
Data 2019, cukai dari rokok nilainya Rp 164.8 Triliun disetor ke pemerintah. Tapi, Balitbang Kemenkes menyatakan kerugian negara karena penyakit akibat rokok tembus Rp 4.180 Triliun. Loh!
Siapa yang untung dari bisnis bunuh orang ini? Ya lihat saja laba bersih 2 perusahaan rokok top Indonesia di 2018, nomor satunya 13.53 trilyun, nomor duanya 7.79 trilyun.
Yang untung? Ya dia-dia aja. Yang rakyat kecil? Mati aja. Digaji hanya berapa jadi buruh pabrik, penyakitnya seabrek-abrek.
Bukan mau menyudutkan perokok, ini ditulis sebab aku sayang sama kamu.
By Felix Siauw [IG]
***
Hasil Litbang Kemenkes: Kerugian Pemerintah Akibat Rokok Rp 4.180 T
TEMPO.CO, Jakarta -Hasil penghitungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan mengungkapkan kerugian yang dialami pemerintah akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok bisa mencapai sepertiga Produk Domestik Bruto atau PDB dan seperlima dari total APBN.
Kepala Balitbang Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan kerugian ekonomi akibat ekonomi dan orang produktif yang menjadi tidak produktif karena sakit mencapai sepertiga PDB atau sekitar Rp 4.180,27 triliun.
"Hampir Rp 4.200 triliun atau sepertiga dari GDP kita hilang akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok. Yaitu karena kematian dini dan tahun produktif yang hilang karena sakit," kata Siswanto, Kamis, 11 Juli 2019 di Jakarta.
Sementara kerugian ekonomi akibat tembakau mencapai Rp 375 triliun atau seperlima dari total APBN Indonesia.
Link: https://bisnis.tempo.co/read/1223531/hasil-litbang-kerugian-pemerintah-akibat-rokok-rp-4-180-t