[PORTAL-ISLAM.ID] Aktivis kemanusiaan peduli Xinjiang, Azzam Muhammad Izzulhaq menyampaikan bahwa virus corona di China awalnya memang ditutup-tutupi.
1. Ketika saya masih di Xinjiang, China sebetulnya tentang virus Corona ini sudah ada. Masyarakat Xinjiang sudah 'maskeran'. Namun tak ada yg berani bicara.
30 Des 2019, dr. Li Wenliang sudah 'memperingatkan'. Namun, ia ditangkap dengan tuduhan hoax.
2. Dr. Li sakit, ia tak ingin sakitnya menginveksi yg lain. Oleh karena itu ia 'buka suara'. Tes darahnya yg diumumkan (oleh pemerintah) ke publik: Negatif Corona.
Hingga akhirnya dr. Li meninggal dunia positif Corona.
"Jadi, kebiasaan menutup-nutupi itu memang sudah ada role modelnya: China," kata Azzam melalui akun twitternya, Selasa (3/3/2020).
— Azzam M Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) March 3, 2020
2. Dr. Li sakit, ia tak ingin sakitnya menginveksi yg lain. Oleh karena itu ia 'buka suara'. Tes darahnya yg diumumkan ke publik: Negatif Corona.— Azzam M Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) March 3, 2020
Hingga akhirnya dr. Li meninggal dunia positif Corona.
Jadi, kebiasaan menutup-nutupi itu memang sudah ada role modelnya: China.