[PORTAL-ISLAM.ID] Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia memperbarui status travel advice untuk Indonesia menyusul satu kasus baru positif Corona atau COVID-19 di Australia yang merupakan WNI.
Australia memperingatkan warganya bahwa Indonesia tak memiliki kapasitas yang memadai untuk menguji penyakit coronavirus COVID-19 atau mengisolasi pasien.
"Ada terbatasnya ketersediaan fasilitas pengujian dan pengendalian infeksi dan risiko penularan virus meningkat. Perawatan kritis untuk mengelola warga Australia yang menjadi sakit parah, termasuk di Bali, kemungkinan jauh di bawah standar yang tersedia di Australia," tulis otoritas Australia.
Hingga saat ini, DFAT belum mengubah tingkat risikonya untuk Indonesia, yang tetap "sangat berhati-hati".
Seperti diketahui, Bali adalah tujuan wisata paling populer kedua di Australia, dengan ribuan wisatawan yang berlibur ke dan dari pulau itu setiap minggunya.
Dilansir The Sidney Morning Herald, Wakil Kepala Petugas Kesehatan Paul Kelly mengatakan bahwa seorang pasien positif COVID-19 yang telah kembali ke Australia dari Singapura juga tercatat pernah pergi ke Indonesia.
"Sangat sulit untuk mengatakan dari mana hal-hal telah dimulai, tetapi itu pasti sesuatu yang kita perhatikan sangat dekat," katanya.
Lantaran itulah, menurutnya, otoritas kesehatan Australia sangat mengkhawatirkan negara tanpa fasilitas pengujian yang memadai seperti Indonesia.
"Ada tanda tanya di negara-negara yang mungkin tidak memiliki jaringan laboratorium kesehatan masyarakat yang kuat ... jadi, kami mengawasi tetangga di dekat utara kami," katanya.
Meski demikian, saat ditanya apakah pemerintah Australia bakal membatasi perjalanan dari dan Indonesia, Kelly mengatakan tindakan tersebut belum diperlukan untuk saat ini.
"Kami belum sampai di sana. Ada orang-orang yang pergi ke Indonesia dari Australia dan memiliki liburan yang baik dan kami tidak ingin membatasi hal itu dengan cara apa pun, atau untuk membatasi orang agar tidak datang dari Indonesia," kata Profesor Kelly.
Dia mengatakan Australia memiliki "kontak dekat" dengan Indonesia, yang memang memiliki beberapa kemampuan pengujian laboratorium.
"Kami telah menawarkan dukungan dan akan terus menawarkan dukungan dan bantuan dalam hal itu," tuturnya. Kelly melanjutkan, "Saya tahu bahwa Organisasi Kesehatan Dunia juga melakukan hal yang sama melalui kantor negara mereka dan jadi kami akan terus memantau situasi itu dengan sangat cermat."
Sumber: Tirto