"Test The Water" Yudian Wahyudi
Ada beberapa teman yang bicara, bahwa perkataan ketua BPIP hanyalah pengalihan isu agar topik-topik yang kemarin diangkat akan berganti menjadi topik Agama musuh Pancasila.
Saat netizen meributkan omongan ketua BPIP, maka segala permasalahan bangsa yang diangkat akan turun dari pemberitaannya.
Sebenarnya gak masalah apabila kita ikut bersuara. Apa yang kita ributkan, gak akan tenggelamkam isu-isu yang panas seperti masalah Jiwasraya dan Asabri, masalah pemotongan gaji pensiun, dan carut marut pemberantasan korupsi lainnya.
Kita yang mempunyai pilihan. Saat kita membahas BPIP saat ini, esok kita kembali bahas Jiwasraya dan Asabri. Gak akan ada yang ketinggalan, hanya perlu bersuara memperlihatkan kepedulian.
Yudian Wahyudi sebagai Kepala BPIP yang baru jelas ingin menguji masyarakat.
Sebagai pejabat yang baru dilantik Rabu pekan lalu (5/2/2020), dirinya mempunyai program tentang Pancasila. Program ini perlu di uji dulu ke masyarakat. Kehadiran wartawan detikcom mewawancarainya, bisa diduga bukan keinginan wartawan itu sendiri.
Kuat dugaan ada undangan Yudian pada wartawan agar mewawancarainya secara ekslusif untuk memberitakan tentang sebuah program yang ia wacanakan. Dan disitulah Yudian ingin melihat reaksi masyarakat.
Berkata bahwa agama adalah musuh Pancasila.
Secara spesifik dia gak menjelaskan apa agamanya, namun dalam penjabaran yang ia berikan. Contoh yang dibawa adalah kejadian pada umat Islam, Ijtima Ulama. Secara tersurat dirinya gak menyebut agama Islam, namun secara tersirat sudah nampak arahnya.
Dia pintar, menyebut agama Islam sebagai musuh Pancasila akan berhadapan langsung dengan umat yang saat ini persatuannya sudah luar biasa. Akan ada aksi bela Islam lanjutan apabila ia ceroboh menyebut nama agamanya.
Test The Water, itulah yang ia lakukan.
Wacana berupa musuh pancasila adalah agama, adalah bentuk test yang ia lakukan. Jika tidak ada yang protes, maka satu kakinya sudah bisa dianggap berpihak pada dasar itu. Tinggal selangkah lagi, ia wujudkan dengan program yang terlaksana.
Ketika ada yang protes, maka ia akan lakukan klarifikasi. Protes masyarakat dianggapnya program yang akan dia lakukan tidak bisa diterapkan.
Bayangkan andai kita diam dan menganggap perkataannya adalah isu yang gak perlu diributkan. Saat kita diam, ada pihak yang justru membenarkan perkataannya, dan dia anggap sebagai persetujuan.
Akan bahaya kedepannya.
Pemikiran dia memang bahaya, sangat salah apabila kita tidak meributkan. Jika yang berbicara adalah Ade Armando, kita boleh anggap itu ocehan orang gila. Namun saat pejabat negara yang berbicara, kita harus waspada.
Dia mempunyai kekuatan untuk melempar kebijakan.
Diamnya kita akan dianggap mereka setuju, untuk kemudian mereka akan membuat kebijakan yang mengekang kehidupan agama kita karena menganggap agama adalah musuh pancasila.
Sekarang dia hanya sebut agama tanpa sebut spesifik apa agamanya. Esok, bisa jadi dia sebut nama agamanya tanpa sungkan lagi.
Bersuaralah agar segala niat jahat mereka tidak terlaksana.
By Setiawan Budi [fb]
Pak Jokowi yth,— refrizalskb (@refrizalskb) February 12, 2020
Mohon segera pecat Kepala BPIP ini, yg menjadikan Agama musuh Pancasila?
Terima kasih. pic.twitter.com/cqgTDgmwwn