[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan kata-kata bernada satire. Kali ini menyasar Wakil Presiden Maruf Amin.
Bahkan, dia sempat salah pelafalan nama Maruf saat menjadi narasumber di acara bedah buku #KamiOposisi karya politisi PKS Mardani Ali Sera, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 4 Februari 2020.
Mulanya, Rocky mengapresiasi PKS yang secara tegas menyatakan berada di luar pemerintahan (oposisi) sejak awal pembentukan kabinet, hingga memasuki 100 hari kerja Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Maruf.
"100 hari pemerintahan Pak Jokowi satu-satunya yang berkomentar adalah PKS secara formal," ujar Rocky.
Kemudian, dia mulai menyindir Maruf selaku Wakil Presiden pada 100 hari kerja yang dianggap bahwa kinerja pemerintah sudah sangat baik.
"Wartawan bertanya kepada Pak Mafruf Amin. Pak Mafruf setelah 100 hari bagaimana keadaan ekonomi dan politik? Kata Pak Mafruf Amin? Ya kata Pak Mafruf Amin baik-baik saja," ujar Rocky menirukan.
Kemudian audiens mengoreksi kesalahan pelafalan Rocky dalam penyebutan nama Wakil Presiden itu.
"Pak Ma'ruf," teriak audiens membenarkan.
"Karena jarang muncul, saya suka lupa namanya," timpal Rocky lalu disambut riuh tawa audiens.
"Bukan salah saya, salah pers," sambung dosen filsafat itu lalu disambut tawa audiens lagi.
"Kenapa enggak diberitakan, apa sebetulnya yang terjadi pada beliau?" kata Rocky lagi dan tawa audien semakin riuh.
Rocky meneruskan, menjadi hal wajar jika seorang Wakil Presiden mengapresiasi kinerjanya, dengan memaparkan 100 hari kerja Jokowi-Maruf di bidang ekonomi, politik dan kebijakan telah berjalan baik.
"Ini pertama kali terjadi Wakil Presiden mengevaluasi Presiden-nya dan mengatakan 'baik-baik saja'. Ajaib. Itu sama dengan jeruk makan jeruk. Kan yang mesti mengevaluasi adalah oposisi," tutur Rocky.
"Masak Wakil Presiden mengevaluasi Presiden dan kesimpulannya 'baik saja', tentu saja. Kalau enggak bisa diganti dia," imbuhnya dan disambut tawa peserta bedah buka.
Selain Rocky Gerung, hadir Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, politisi senior Partai Gerindra Sandiaga S. Uno, aktivis HAM Haris Azhar, dan penulis buku Mardani Ali Sera.
Sumber: RMOL