[PORTAL-ISLAM.ID] ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras terhadap "pembantaian" Muslim di India setelah kerusuhan komunal di New Delhi menewaskan sedikitnya 33 orang tewas.
"India saat ini telah menjadi negara di mana pembantaian tersebar luas. Pembantaian apa? Pembantaian umat Islam. Oleh siapa? Hindu," kata Erdogan dalam pidatonya di Ankara, Kamis (27/2/2020).
Kerusuhan besar melanda ibu kota India, New Delhi, beberapa hari belakangan. Kekerasan yang terus berlanjut sejak hari Ahad (23/2), kini menyebabkan 33 orang meninggal.
Laporan dan video saksi di media sosial menunjukkan masjid dibakar dan dirusak, kemudian bendera dewa Hindu Hanuman berkibar di atapnya.
Ini adalah kekerasan komunal paling mematikan di ibu kota sejak 1984, ketika ribuan orang Sikh tewas setelah perdana menteri Indira Gandhi dibunuh oleh pengawalnya yang orang Sikh.
Kekerasan kali ini terjadi akibat protes umat Islam India terhadap UU Amandemen Kewarganegaraan (Citizenship Amendment Act/CAA) yang disahkan pemerintah sejak Desember lalu, yang mendiskriminasikan umat Islam.
Para kritikus melihat bahwa UU ini adalah bagian dari agenda supremasi Hindu yang didorong oleh pemerintahan PM Modi, sejak ia berkuasa enam tahun silam. UU ini memberikan kewarganegaraan kepada minoritas agama, kecuali Muslim.
[Video - Erdogan]
— Mas Piyu ORI (@mas__piyuuu) February 28, 2020
"India right now has become a country where massacres are widespread. What massacres? The massacre of Muslims."— TRT World Now (@TRTWorldNow) February 27, 2020
Turkey's President Erdogan on riots in Indian capital New Delhi pic.twitter.com/gr4MZtBn7o
— Al Jazeera English (@AJEnglish) February 26, 2020