[PORTAL-ISLAM.ID] Pilkada DKI memang masih lama akan digelar. Tapi nama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini sudah mulai didengungkan akan menjadi calon di gubernur di ibukota.
Namun demikian, sikap dan gaya komunikasi Risma dalam menanggapi suatu kritik dinilai tidak cocok untuk DKI. Ini berkaca dari sikap bawa perasaan (baper) Risma saat ada seorang warganet melontarkan kritik yang berbau hinaan.
Zikria Dzatil yang melakukan penghinaan kepada pribadi Risma di Facebook dilaporkan melalui perangkat Pemkot Surabaya.
Walaupun pada akhirnya laporan dicabut, Zikria Dzatil akan mendapatkan hukuman sosial serta berdampak buruk bagi anaknya kelak.
Menanggapi itu, peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menilai bahwa model komunikasi Risma akan berdampak buruk jika tetap dipertahankan.
"Risma ke DKI, kalau model komunikasi Risma saat ini tetap dipertahankan, maka akan berdampak buruk bagi Risma sendiri," ujarnya, Minggu 9 Februari 2020.
Karena, kata Dian, Risma yang digadang-gadang akan maju di Pilgub DKI Jakarta nantinya dinilai tidak akan sanggup menghadapi kritikan tajam seperti yang dialami Anies Baswedan.
"Apa Risma sanggup disorot semua pasang mata? Jakarta adalah miniatur Indonesia. Apa dia siap menerima nyinyiran model kritikus Abu Janda dalam bentuk "lain"? Apa dia siap menerima satire, meme (dari) Ade Armando dalam bentuk "lain"?" kata Dian.
Bahkan, sambungnya, Anies pun mendapatkan kritikan tajam menggunakan bahasa yang kasar saat didemo beberapa saat lalu.
"Soal pendemo Anies dan meneriakkan kalimat binatang ke Anies," terangnya.
Apalagi Anies selalu mendapatkan "bully" di media sosial terhadap kinerja Anies selama ini memimpin Ibukota Jakarta.
"Jadi Gubernur DKI itu berat, Risma nggak akan kuat, biar Anies saja," simpul Dian Permata.
Sumber: RMOL