[PORTAL-ISLAM.ID] Gerakan shalat subuh berjamaah yang pertama kali berlangsung di Masjid Ibrahimiah, Hebron, terus merayap ke masjid-masjid lainnya di Tepi Barat dan Gaza. Ribuan warga Yerusalem setiap subuh rela keluar rumah untuk mendatangi Al-Aqsa, situs yang merupakan inti dari konflik Palestina.
Aksi yang dikenal dengan “Subuh Luar Biasa” tersebut terbukti mampu menekan Israel dan membuat otoritas zionis bergerak mengeluarkan beragam kebijakan antisipasi.
Namun demikian, aksi serupa terus tumbuh dan melebar bahkan hingga ke beberapa Negara Arab. Syekh Muhammad Rateb Al-Nabulsi, salah seorang ulama dunia dari Suirah memandang urgensi aksi yang berlangsung di Palestina tersebut.
Ia mengatakan, bahwa waktu subuh itu menyimpan rahasia yang seandaianya seseorang mengetahuinya maka ia akan mendatangi masjid meski dengan merangkak.
Gerakan massa tersebut terinspirasi dari semangat untuk menjaga situs-situs suci umat Islam dari penistaan Yahudi Israel, seperti Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimiah. Juga merupakan respon terhadap Deal of The Century atau Perjanjian Abad Ini yang menjadikan Yerusalem seluruhnya milik Israel.
Husam Al-Mishri salah satu pencetus gerakan mengatakan bahwa Subuh Luar Biasa awalnya bertujuan melindungi Masjid Ibrahimiah di Hebron. Kemudian bergerak ke Yerusalem di Masjid Al-Aqsa, juga ke masjid-masjid yang terletak di wilayah jajahan Israel dan Gaza.
Ia menambahkan “Subuh Luar Biasa” menumbuhkan kembali harapan untuk mempertahankan Tepi Barat. Serta harapan untuk menguasai masjid-masjid yang sudah menjadi kewajiban umat untuk melindunginya.
Serta hal terpenting paparnya, adalah mempesatukan setiap gerakan dan faksi yang ada di Palestina. Kegiatan itu harus terus berlangsung sebagai salah satu senjata baru guna menghadapi penjajahan Israel. (SuaraPalestina)