[PORTAL-ISLAM.ID] Kematian ribuan babi mati di Sumatera Utara, yang diduga akibat virus kolera babi dan demam babi Afrika (African Swine Fever atau ASF) telah membuat warga dan Pemprov Sumatera Utara resah.
Akibatnya, Pemprov pun memutuska untuk memusnahkan ternak yang terinfeksi. Oleh sejumlah kelompok oportunis, keputusan Pemprov itu dipelintir sebagai bentuk politik agama untuk melarang warga Sumatera Utara mengkonsumsi babi.
Di lini masa Twitter, provokasi itu dimunculkan sebuah akun pendukung Jokowi.
Provokasi murahan ini pun segera mendapat respon keras warganet. Bahkan warganet yang berasal dari Sumatera Utara pun turut angkat bicara.
Mas Yusuf, jika anda ingin terlibat di kasus ini tulislah sesuai fakta yg ada. Demo ini soal "pemusnahan". Tidak ada "melarang makanan babi"! Cc @RahmayadiEdy. Masalah sdh panas gini jgn lagi anda provoke ke level lebih tinggi dgn isu mengada-ngada. Ribuan yg baca twitt anda ini. https://t.co/A4l1li2ZOe— JANSEN SITINDAON (@jansen_jsp) February 11, 2020
Gedek bgt sama buzzer bgst kekgini. Semua dibuat keruh, bawa isu agama lah, politik lah, padahal kami yg di medan ngerti masalahnya dan adem adem aja. Udah jelas itu semua karena banyak babi yg mati akibat virus kolera dan banyak bangkai babi yg berserak dijalanan. https://t.co/uSMxkoeugS— kopi dingin (@mhmmddsiddiq) February 11, 2020
"Jadi bukan berarti warga sumut gaboleh makan babi dan pelihara babi lagi ajg! Buzzer kekgini sebenarnya yg bisa merusak persatuan, kesel bgt aku," tambah @mhmmddsiddiq.
Sebelumnya, diketahui massa menggelar demonstrasi 'save babi' di depan DPRD Sumatera Utara (Sumut), Senin 10 Februari 2020.
Massa yang berdemo membawa spanduk bertuliskan 'Gerakan aksi damai non politik #savebabi. Tolak pemusnahan babi di Sumatera Utara'. Mereka juga menggelar orasi dan bernyanyi.