[PORTAL-ISLAM.ID] Selama seratus hari menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto telah berkeliling ke delapan negara. Malaysia, Thailand, Turki, China, Jepang, Filipina, Prancis, Jerman, dan terbaru Rusia.
Lawatannya ke luar negeri dalam rangka menjalankan tugas utama sebagai Menteri Pertahanan yakni, diplomasi pertahanan.
Selain dialog dengan mitra dan sahabat, diplomasi yang dilakukan Prabowo juga bertujuan untuk peningkatan kerjasama pertahanan, peningkatan kapasitas personel militer, dan penjajakan alutisista dari negara yang dikunjungi.
Dalam diplomasi pertahanan ini juga sebagai upaya implementasi modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Walau dikritik beberapa pihak, kunjungan Menhan ke 8 negara ini punya nilai yang sangat strategis. Prabowo benar-benar penuh perhitungan dalam memaksimalkan anggaran Pertahanan RI terkait belanja alutsista. Ada tawaran kapal selam dari Turki dan Jerman, pesawat tempur dari Prancis dan Rusia.
Menurut Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak, bahwa diplomasi pertahanan merupakan bagian penting dari konsep besar pertahanan Indonesia.
"Sejak awal beliau menyatakan bahwasanya dua bulan sampai enam bulan pertama beliau akan fokus pada modernisasi alutsista," tegas Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Insyallah Menhan menggunakan anggran Alutsista dengan benar, sehingga kita punya persenjataan yang hebat.
Kita merdeka 70 tahun tapi kan persenjataan kita masih jauh dibandingkan negara Asia, bahkan Asean. Padahal kita punya pasukan TNI yang luar biasa hebat dan profesional.
Kalau SDM kita di TNI top markotop dan di dukung dengan persenjataan yang hebat, mana berani itu negara-negara besar sok-sokan sama kita. Insyallah NKRI akan senantiasa utuh dan terjaga.[]
Dalam pertemuan tersebut kedua Menhan membahas kerjasama pertahanan dalam kerangka kemitraan strategis. pic.twitter.com/cOjEdGyR8y— Kemhan RI (@Kemhan_RI) January 29, 2020