(Hassan Diab dan istrinya, Rania Tfaily, meninggalkan kantor Amnesty International Kanada di Ottawa, Ontario)
[PORTAL-ISLAM.ID] Seorang akademisi Kanada keturunan Lebanon yang pernah dituduh mengebom Paris pada 1980, menuntut pemerintah Kanada karena mengekstradisinya ke Perancis untuk menghadapi gugatan. Demikian dilansir VOA, Selasa (14/1/2020).
Hassan Diab, 66 tahun, diekstradisi ke Perancis pada 2014. Namun dia kemudian dibebaskan pada 2018 setelah hakim Perancis memutuskan bahwa bukti-bukti yang ada "tidak cukup meyakinkan" untuk menahannya.
Selama menunggu persidangan, Diab menghabiskan total sembilan tahun di penjara atau di bawah jaminan ketat di kedua negara.
Menurut dokumen pengadilan, ia menuntut $90 juta dolar Kanada atau sekitar Rp 940,7 miliar dari pemerintah Kanada. Dalam gugatannya, Diab menuduh pemerintah melakukan kelalaian, tuntutan jahat, penipuan dan penyalahgunaan proses pengadilan.
Diab selalu membantah terlibat dalam pemboman itu dan mengatakan dia sedang mengikuti ujian di Beirut ketika itu.
Mantan profesor sosiologi di Universitas Ottawa itu dituduh memasang bahan peledak di dalam sadel sepeda motor yang diparkir di luar sebuah sinagog yang penuh sesak di dekat Champs-Elysees, tempat ratusan orang Yahudi berkumpul untuk sembahyang Sabat.
Bukti yang diajukan untuk mendakwa Diab termasuk sketsa pembom yang mirip dirinya dan penemuan paspor atas namanya dengan cap masuk dan keluar dari Spanyol, tempat pembom itu diyakini melarikan diri. [VOA]