PRABOWONIYUN dan GANG OPOSISI


PRABOWONIYUN dan GANG OPOSISI

Tak tahu, bagaimana dan darimana istilah baru Prabowoniyun berasal, begitu membacanya, jadi tergelitik rasanya.

Entah maksud sebenarnya bagaimana, tapi bisa bolehlah ambil kesimpulan dan asumsi Prabowoniyun adalah pengikut dan pendukung Prabowo yang 'setia' pada Prabowo. That's it, nothing less, nothing more.

Sedangkan 'Oposisi' merupaka sebuah gerakan, kelompok dan persatuan orang-orang yang mengkritisi pemerintah, melalui berbagai medium, entah karya seni, tulisan maupun gerakan nyata.

Rupanya, 'Oposisi' sekarang DIKLAIM secara sepihak oleh orang-orang yang merasa kecewa dengan keputusan Prabowo berkoalisi dengan Pemerintah. Mengatasnamakan 'Ulama' dan 'Umat', yang menganggap Prabowo sebagai 'Pengkhianat' cita-cita umat mewujudkan pemerintahan yang berpihak pada kepentingan umat. Otomatis, Prabowoniyun juga dianggap sebagai 'Pengkhianat' pula, oleh --sebut saja mereka sebagai-- 'Geng Oposisi'.

'Geng Oposisi' berpandangan, bahwa para 'Prabowoniyun' telah tersesat, namun 'Geng Oposisi' masih setia menunggu saudaranya 'bertaubat' dan siap menerima kembali dengan tangan terbuka jika ingin kembali menjadi anggota klan 'Geng Oposan'.

Woaaaa... That's a very bold claim, boys...

Oke...oke... duduk dulu, minum dulu...

Jadi 'Oposisi' itu ga kaya bikin 'Geng' gaes...

Kecewa dengan keputusan Prabowo, #noted. No worries, kecewa itu lumrah dan manusiawi kok gaes. Turut prihatin juga dengan kekecewaan yang dirasakan, hingga merubah 'Cinta Jadi Benci'.

Saking kuatnya rasa itu (baca: Kecewa dan Benci), bisa mempengaruhi pandangan dan penilaian pada segala sesuatu yang dijadikan objek kritik. Jika rasa itu terlalu pekat, jd khawatir nantinya menimbulkan reaksi 'Obsesif-Kompulsif'.

Gejala ini sudah mulai muncul. Indikasinya, setiap segala sesuatu yang dilakukan oleh Prabowo (yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan - Menhan) selalu salah.

Setiap ada problematika, Prabowo jadi kambing hitamnya. Bahkan problem yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali pun, tetap saja Prabowo yang salah.

Kritik yang terlontar, juga tidak berbanding lurus antara situasi dan kondisi dengan posisi dan kedudukan. Berharap Prabowo bertindak layaknya 'Negarawan' (baca: Kepala Negara), tapi lupa mempertimbangkan posisi dan kedudukannya.

Dari situ, timbul pertanyaan, sebenarnya, siapa sih yang 'Halu'? Padahal 'Prabowoniyun' saja engga punya pengharapan setinggi itu.

Semakin menarik, saat klaim 'Geng Oposisi' dibantah oleh 'Prabowoniyun', 'Geng Oposisi' mengelak dengan entengnya pakai sindiran 'Pemerintah boleh dikritik KECUALI Menhan', 'Bergabung dengan Kecurangan', kemudian jurus paling sakti dikeluarkan saat narasi dan argumentasinya patah 'Mencari kebenaran itu lebih penting daripada membuktikan kehebatan'.

Ahahahaha... kalian emang pandai bercanda.... Gw suka gaya loe...

Oke, jadi gini ya gaes...

Ketika memutuskan ikut terjun ke dalam panggung politik, entah sebagai pelaku (politikus), relawan, simpatisan, atau bahkan pemain figuran di belakang layar yang gak kelihatan di panggung sekalipun, ada sebuah 'Ground Rules' yang kudu di pahami.

Politik itu pada dasarnya memperjuangkan nilai² dan kepentingan bersama. Saling klaim, saling tuding, itu hal biasa. Dan yang lebih penting, terimalah dulu situasi dan kondisi politik di negeri ini, yang yaaaaaah bisa dikatakan amburadul dan kusut.

Dalam bersaing secara politis, ada etika yang harus dikedepankan. Nothing is personal, everythings is just politics. Ranah personal adalah wilayah 'suci' dalam politik. Menyerang sisi personal dan privacy lawan politik, adalah sebuah tindakan 'Asusila' dari sudut pandang politik. It's a BIG No-No!!!

Berikutnya, pahamilah, bahwa dalam sistem demokrasi, tidak ada murni 'Black and White', yang ada, semuanya abu-abu. Pada satu titik, politikus akan 'dipaksa' melakukan kompromi dengan lawan politiknya. Dan seringkali, kompromi ini tidak pernah diutarakan kepada publik.

Jika hal yang sederhana ini tidak dipahami, well...prihatin saja deh, buat tokoh atau partai yang akan didukung oleh 'Geng Oposisi'. Suatu saat sang tokoh atau partai berkompromi dengan lawan politik, maka 'Geng Oposisi' ini akan berbalik arah melawan dengan sumpah serapah sepanjang keliling bumi.

Tapi, bisa dimaklumi, karena 'masih hijau', baru saja 'Pecah Keperawanan' dan 'Lepas Keperjakaan', masih euforia dengan Ejakulasi Politis. Wajar. Setiap politikus dulu juga mengalami kok. Bohong kalo engga. So, kalem aja gaes, pelan-pelan saja gas-nya. Ingat ya, jatuh dari motor itu sakit....

Thanks ya udah mau baca, siapa aja, thanks...

Sebagai penutup, gw tuliskan sebuah self-reminder untuk diri sendiri. Gw selalu ingat dengan pesan Pak Haji yang tak bosan nasehatin preman terminal kaya gw, dan pesan Pak Haji adalah,

"Sesuatu yang HAQ itu tidak akan lahir dari yang BATHIL."

Jumat barokah, 24/01/2020

By Dick Dumas [fb]

Baca juga :