Prabowo dan Kivlan Zein
September 2019 saya kaget melihat temlen. Saat pemberitaan persidangan Kivlan Zein dimuat, muncul hujatan pada diri Prabowo yang dianggap meninggalkan sang sobat kental. Hujatan, makian dan hinaan datang pada diri Prabowo.
Teman-teman yang dulu memuji, berbalik menjadi pencaci PS karena melihat perjuangan KZ yang sendiri di persidangannya. Saya merasa asing ditengah perkumpulan yang pernah berjuang bersama. Kenapa secepat itu memaki? Kenapa secepat itu harus membenci?
Dalam keanehan melihat perilaku demikian, saya waktu itu menuliskan ini (link). Settingannya sengaja dibuat hanya teman, karena tujuannya untuk mengetuk hati mereka yang membenci PS.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=128016571871904&id=100039906861872
Dalam pemikiran saya, tidak mungkin seorang PS akan meninggalkan KZ menghadapi permasalahannya. Namun, ada batasan perjuangan PS untuk memberikan keringanan atas masalah yang dihadapi. KZ sudah dianggap lawan oleh Rezim layaknya Imam Besar HRS. Membungkam KZ memang beginilah cara yang mereka inginkan.
Pemberitaan detikcom ini (14/1/2020) "Cerita Kivlan Zen Saat Prabowo Sampaikan Mau Jadi Menteri Jokowi", menjawab tudingan yang beredar tentang PS.
Dalam kesempatan itu, PS menemui KZ dan mengutarakan keinginannya untuk bergabung ke pemerintahan. Ada alasan yang beliau berikan dan ada keinginan yang beliau sampaikan pada KZ.
Sejatinya sahabat, KZ sangat memahami bagaimana karakter PS. Dirinya tidak marah atau membenci, sebaliknya KZ memberikan restu atas keinginan PS untuk mengabdi dengan cara yang ia pilih.
"Dia mengatakan mau jadi menteri, saya bilang ngerti lah, saya bilang tidak halangi kalau untuk kepentingan bangsa dan negara. Ya marilah kita bersatu," kata Kivlan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Raya, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020).
Menurut Kivlan, Prabowo menjadi Menteri Pertahanan untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Jadi menteri sekarang itu merupakan suatu cara berpikir dia untuk keselamatan bangsa dan negara dan terjadi kontradiksi dan terjadi pertentangan dia bukan blok sama Jokowi, tapi sudah lah semua untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar Kivlan.
KZ mengatakan ketika itu tidak melarang Prabowo untuk menjadi menteri dalam pemerintah Jokowi-Ma'ruf. Sebab, kata dia, Prabowo punya tujuan untuk kepentingan bangsa dan menghindari konflik politik di Indonesia.
"Ya sudah lah kalau itu kehendaknya, mari kita mulai bangun Indonesia saya ikuti cara berpikir dia pertentangan dan kontradiksi serta itu dihindari dan ditutup buku terjadinya konflik itu saya dukung Prabowo," kata dia.
See?
Penderitaan KZ sering dijual untuk memantik permusuhan pada PS. Ucapan-ucapan provokasi terlontar dengan mengumbar bagaimana KZ menghadapi masalahnya sendirian. Namun faktanya, seorang KZ tidak demikian memandang PS. Dia yang paham dan dia yang mengerti apa yang dijadikan pertimbangan oleh PS.
Lalu siapa kita yang bisa berlaku menghakimi membawa derita orang lain? Setelah memakai nama ulama sebagai perjuangan, sekarang ingin menjadikan KZ sebagai alasan untuk mencaci? Ulama pun sampai saat ini masih ber-husnudzon atas situasi yang menjadi polemik. Mereka tidak mengumbar kebencian pada PS, menjaga lisan dan menunggu moment selanjutnya.
Semoga pengakuan KZ bisa kita ambil benang merahnya. Selama ini, fokus bersuara karena kepedulian pada negeri, pada anak bangsa yang teraniaya. Jangan alihkan fokus itu pada sasaran yang beda.
Dengan kondisi sekarang, seharusnya bukan kita (para pendukung 02 di Pilpres 2019) yang terpecah. Melainkan mereka (kubu 01) karena menjadi bulan-bulanan atas kondisi bangsa yang semakim suram.
Semoga ada hikmahnya.
By Setiawan Budi [fb]