Jumlah komisioner KPU itu ada 7, sudah termasuk Ketua KPU didalamnya.
Saya pikir, tugas dan wewenang masing-masingnya ada. Namun, untuk membuat keputusan setiap komisioner gak bisa mengambil kebijakan sendiri. Semuanya harus melalui persetujuan komisioner lainnya dan ketua KPU itu sendiri hingga nanti menjadi keputusan KPU secara tunggal.
Jika perkara suapnya berhubungan dengan kerja KPU, kayaknya seorang komisioner gak bisa membuat keputusan sepihak mengatasnamakan dirinya seorang.
Jika ada satu komisioner terindikasi suap, apa mungkin suap itu untuk dirinya sendiri? Sedangkan kebijakan yang ia hasilkan harus melalui persetujuan komisioner lainnya?
Seorang ketua saja gak akan bisa mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan komisioner lainnya. Apalagi yang statusnya hanya anggota.
Wahyu Setiawan bisa jadi hanya sebagai pihak yang menjadi perwakilan atas kasus suap yang sedang menjeratnya. Siapa dibelakang Wahyu Setiawan dan bagaimana pokok persoalan masalah ini hingga ada suap didalamnya, akan bisa mengungkap siapa saja yang berperan dibalik layarnya.
Wahyu Setiawan ini kerap tampil di media dan acara talk show televisi sebagai perwakilan KPU, ia dipercaya KPU untuk memberikan keterangan atas undangan media.
Apa mungkin saat OTT terjadi, Wahyu Setiawan pun berperan sebagai perwakilan KPU yang diutus untuk menjadi perpanjangan tangan segala urusan di KPU?
Kayaknya gak logis seorang Wahyu bisa berperan sebagai "Pemain Tunggal", dimana ada 6 orang dibelakangnya juga mempunyai wewenang dan tugas yang saling berkaitan.
Kayaknya, gak berhenti di wahyu seorang.
By Setiawan Budi [fb]
***
Kata mantan Jubir Gus Dur: "he's not alone...!"
MONSTER DEMOKRASI ● ini orang (KPU) kalau diselidiki polisi Manchester yg canggih akan ketahuan memutilasi demokrasi, penetrasi angka (perolehan suara) lewat belakang (dubur publik) sehingga secara kemanusiaan jauh lebih jahat dari Reynhard.— ADHIE M MASSARDI (@AdhieMassardi) January 8, 2020
● he's not alone...! https://t.co/0Gr3guaywB
Apabila suap ini bisa memengaruhi kebijakan KPU (kebijakan kolektif) berarti mustahil dia sendirian.— Imam Jumhuri (@ImamJumhuri) January 8, 2020