Doa Selepas Shalat, Telat Maaas...!!
(Sedikit Bantahan)
Habib Salim Muhdhar: "Kalau ada orang habis shalat berdoa, udah telat mas, udah terlambat. Karena setahu kami, tidak ada hadits yg shahih apalagi diperintahkan dan dicontohkan Nabi utk berdoa setelah shalat, tidak ada!!"
-----------------------------
Fatwa ini coba sandingkan dengan fatwa ulama yang kelasnya Mujtahid Muthlaq (walaupun sebenarnya tak layak disandingkan, karena beda kelas jauh):
* Imam asy-Syafi'i, "dan aku menyukai org yg shalat sendiri ataupun makmum utk memanjangkan dzikir selepas shalat dan memperbanyak doa setelah shalat wajib, berharap diijabah Allah." (al-Umm, 1/243).
* al-Hafizh Ibnu Rajab mengatakan, "yg manqul dr imam Ahmad, beliau menjahr-kan sebagian dzikir selepas shalat dan mensirr-kan sisanya, bertasbih, bertakbir dan bertahmid dg sirr, dan berdoa dg sirr." (Fathul Bari, 5/255).
* Imam Al-Bukhâri dlm kitab Shahîhnya membuat bab judulnya berdoa setelah shalat, maksudnya setelah shalat wajib (Ibn Hajar al-Asqalani di Fathul Bari, 11/137).
* Imam Thabâri meriwayatkan dr Ja'far as-Shâdiq, "doa selepas shalat wajib lebih utama dari doa selepas shalat sunnah, seperti keutamaan shalat wajib diatas shalat sunnah." (Fathul Bari, 5/138).
Kalau mau disebutkan ulama-ulama terdahulu yg mengatakan disyariatkan berdoa selepas shalat amat banyak, seperti Abu Dâwud, Tirmidzî, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban, al-Baghawi, Ibn Qudamah, at-Thabari, an-Nawawî, as-Syâthibi, Ibnul Hâj, dll.
Termasuk mufti Saudi Syaikh Bin Bâz, beliau mengatakan: "doa di dubur shalat disyariatkan, yg utama dilakukan sebelum salam, tapi kalau berdoa setelah salam dan setelah dzikir tidak apa-apa." (binbaz.org.sa).
Alasan mereka cukup banyak, diantaranya:
~ dari Tsauban, Rasulullah apabila selesai shalat beristighfar 3x (HR. Muslim), istighfar sendiri adalah bentuk berdoa selepas shalat.
~ riwayat dari Ali, apabila Rasulullah mengucapkan salam dari shalat beliau mengatakan, Allahummaghfirlî mâ qaddamu wamâ akhkhartu.... " (HR. Abu Dawud, shahih).
~ dubur itu bisa bermakna "sebelum" bisa "selepas shalat", tetapi menafikan sama sekali "selepas shalat" itu tdk tepat, kerana beberapa riwayat doa dan dzikir Nabi selepas shalat menggunakan lafaz "dubur", sebagaimana bantahan Ibn Hajar al-Asqalani.
Seharusnya para ustadz dalam menyampaikan perkara yang ulama ikhtilaf, sampaikan ini ikhtilaf jangan mengesankan seolah-olah ulama sudah satu kata tak ada perbedaan sama sekali, itu nyari ribut dan tidak amanah akan ilmu.
Oleh: Ustadz Ispiraini Bin Hamdan