[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak sepakat dengan ide Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem yang akan menghapus ujian nasional (UN). Menurut JK, kebijakan ini hanya akan menjadikan siswa payah dalam menghadapi tantangan hidup setelah lulus.
JK mengatakan, UN diperlukan untuk memacu minat belajar siswa. Jika ujian dihapuskan, maka tidak ada lagi target belajar yang harus dipenuhi siswa dan membuat semangat belajarnya berkurang.
“Jika Ujian Nasional tidak ada lagi, tidak jadi penentu kelulusan, akhirnya semangat belajarnya berkurang,” kata JK saat berkunjung ke kantor Transmedia di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Dia meminta Menteri Nadiem berpikir ulang atas terobosannya tersebut. JK pesimistis penghapusan UN akan menciptakan generasi hebat dan kuat.
“Kalau tidak ada UN semangat belajar akan turun. Akan jadi generasi lembek. Kalau tidak mau keras bahwa mereka lulus atau tidak lulus,” kata JK lebih jauh.
Nadiem Makarim mengatakan penghapusan UN akan berlaku 2021.
“Penghapusan UN itu akan dijalankan di tahun selanjutnya (2021),” ujar Nadiem Makarim, di Kantor Mendikbud, Jakarta pada Sabtu (30/11).
Dirinya sengaja mengumumkan penghapusan UN ini, biar ada kejelasan. Serta, biar ada ketenangan di publik.
Dia mengaku menerima banyak aspirasi dari masyarakat, guru, murid dan orang tua. Mereka berharap peserta didik tidak stres karena menghadapi UN.
“Ini bukan wacana-wacana menghapus saja, tapi memperbaiki esensi UN. Apakah UN untuk menilai prestasi murid atau prestasi suatu sistem,” tambah Nadiem. [inside]