Seruan Untuk FPI dan Banser
Saya menyeru teman-teman FPI dan semua orang yang menentang beberapa konten ceramah Gus Muwafik, untuk tidak melakukan gangguan atau hadangan apapun bentuknya terhadap aktivitas ceramah Gus Muwafik di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Sebagaimana saya juga menyeru kepada teman-teman Banser dan semua orang yang tidak suka pada Ustadz Firanda, Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Syafiq Basalamah, agar tidak mengacau atau melakukan pencegahan terhadap aktivitas ceramah mereka semua di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saya juga menyeru kepada kawan-kawan Banser dan semua orang yang tidak sepakat atau tidak suka terhadap Ustadz Abdul Shomad untuk tidak melakukan persekusi atau penghadangan terhadap aktivitas dakwah UAS dimanapun berada.
Adapun kalau masing-masing pihak ingin melakukan langkah hukum terkait konten atau isi ceramah dari semua orang yang disebut di atas, silakan saja. Itu legal!
Banser misalnya, tidak setuju terhadap kehadiran ustadz tertentu di kotanya, silakan sampaikan keberatan kepada Polisi setempat. Selanjutnya biar Polisi yang memutuskan, apakah kegiatan ceramah ustadz tersebut akan diberi ijin atau tidak. Tentu, setelah Polisi berembug dengan pihak terkait: MUI, FKUB dan Forkompinda.
FPI pun demikian, tidak suka dengan kehadiran Gus Muwafik dan atau ustdaz siapa saja, silakan sampaikan keberatan kepada Polisi. Biar Polisi yang memutuskan sebagaimana di atas.
Terkait konten ceramah, kalau memang ada yang dianggap salah dan apalagi sampai membuat resah masyarakat, silakan juga lapor Polisi. Selanjutnya biar Polisi yang memproses. Kita percayakan pada Polisi. Jangan ditekan dan tidak usah dipaksa-paksa agar memenuhi tuntutan kita, sebab mereka sudah punya semua perangkat untuk membuat keputusan yang tepat.
Lebih elegan lagi, kalau masing-masing pihak, hadir saja pada ceramah ustadz-ustadz yang tidak disukainya. Kemudian kalau memang ada isi ceramahnya yang dianggap salah, silakan langsung ditegur, diluruskan atau diceramahi balik.
Atau kalau mau, silakan diskusi dan berdialog. Hadirkan wartawan, suruh mereka mencatat. Biarkan ummat juga yang menilai, siapa yang punya landasan ilmiah, siapa yang sekedar modal urat dan okol saja!
Para netizen yang terhormat pun demikian, jangan asal marah-marah di Timeline dan apalagi di kolom komentar status orang. Tapi cobalah berkicau dengan fokus pada konten. Sampaikan ketidaksepakatan dengan mengacu pada sumber ilmiah dan terpercaya. Dengan logika yang dibenarkan otak. Bukan asal pokok,e. Tidak sekedar karena kita tidak suka, hanya karena mereka bukan kelompok kita.
Jangan juga, kalau kita mempersoalkan kesalahan seseorang berdasarkan ilmu dan kejelasan dalil, kemudian diseret seakan kita sedang menyerang latar belakang Ormas atau komunitas yang bersangkutan. Seperti misal, kalau kita mendebat Gus Muwafik. Jangan kemudian dibelokkan seakan-akan NU yang diserang. Sebab NU tidak sama dengan Muwafik. Muwafik pun tidak harus NU.
Seperti misalnya juga, orang-orang yang mempermasalahkan ceramah Habib Ja’far Shodiq Al Atthos dan kemudian melaporkannya ke Polisi, jangan juga diseret bahwa mereka tidak suka Habaib. Sebab ucapan Ja’far Shodiq tidak terkait dengan kehabibannya. Habaib pun tidak lantas sama seperti Ja’far Shodiq.
Sekali lagi, saling membubarkan pengajian itu adalah gejala tidak baik terhadap syiar dan keilmuan. Jadi, mau pengajian syiah, wahabi dan atau apa pun juga, biarkan saja tetap berjalan. Kita saling koreksi konten. Kita adu argumen ilmiah. Kalau perlu, saling lapor Polisi dengan landasan hukum yang jelas pun tidak masalah.
Saatnya ummat sekarang kita stimulus otak mereka. Bukan kita rangsang otot mereka. Sehingga ke depannya yang akan tercipta adalah masyarakat terpelajar, bukan masyarakat kanuragan!
12/12/2019
Oleh: Ustadz Abrar Rusdi Rifai
(Ponpes Babul Khairat, Malang)