[PORTAL-ISLAM.ID] Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir dalam acara Reuni Akbar 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Kehadiran Anies disambut meriah oleh ratusan ribu jemaah yang ikut reuni 212, bahkan Anies dielu-elukan sebagai presiden.
Pemimpin Umum RMOL Network Teguh Santosa mengatakan, Anies tidak pernah meminta namanya dielu-elukan sebagai presiden. Hal ini ditandai dengan Anies mengenakan seragam coklat khas PNS-nya.
"Penampilan dia tadi pakai baju dinas, dia mau ngasih sinyal termasuk yang di Monas, jika dia datang sebagai gubernur. Dan tugas utama dia menyelesaikan pekerjaannya sebagai gubernur," papar Teguh dalam dialog di CNN Indonesia, Senin malam (2/12).
"Yang teriak presiden-presiden, dia kan gak minta," imbuhnya.
Saat disinggung, apakah Anies layak untuk maju menjadi presiden di 2024, Teguh menegaskan jika Anies menjanjikan.
"Anies patut dianggap menjanjikan, tanggung jawabnya kan besar," tegasnya.
Teguh menyarankan kepada masyarakat agar memberi kesempatan terhadap figur-figur yang mempunyai potensi untuk bertarung di pilpres 2024.
"Kita perlu memberikan kesempatan terhadap figur-figur yang punya potensi untuk tumbuh. Jadi jangan dimatiin dulu, biar saja tumbuh," kata Teguh.
"Sehingga nanti kalau kompetisi itu hadir, masyarakat akan diminta untuk menilai dari sekumpulan kandidat yang memang punya bobot," tutupnya.
Sebelumnya, kehadiran Anies di Reuni Akbar 212 dituding oleh beberapa pihak.
Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari menuding kehadiran Anies memang bagian dari kepentingan politiknya di masa depan. Anies, kata Eva, berusaha memanfaatkan momentum itu untuk menjaga dukungan di masa depan, termasuk untuk Pilpres 2024.
"Pasti lah untuk 2024. Apalagi dengan adanya teriakan presiden (dari peserta). Dia pasti enggak mau kehilangan kesempatan itu dengan hadir di sana. Ini kepintaran Anies dalam memanfaatkan momentum dan merangkai kata. Dia kan orasi saja itu," kata Eva kepada wartawan, Senin (2/12/2019), seperti dilansir merdeka.com.
Eva menambahkan, kehadiran Anies di acara tersebut untuk menjaga suara dari pendukungnya. Apalagi aksi massa itu, kata dia, mulai ada saat Pilgub DKI lalu.
"Ini dia bertindak sebagai politisi. Dia ingin menjaga captive market dia untuk tujuan entah menuntaskan jabatan gubernur entah di masa datang. Kita bisa baca lah. Enggak perlu dianalisis. Dia tahu kalau gerakan itu kan yang menjatuhkan Ahok sehingga dia menang di DKI. Dan itu yang dijaga Anies," jelas Eva.
Hal senada disampaikan politisi PSI, Guntur Romli.
"Ini @aniesbaswedan diteriakin 'presiden.. presiden' oleh peserta Reuni 212, persis yg saya bilang: Anies memanfaatkan 212 unt kepentingan politik pribadinya demi 2024," kicau @GunRomli.
Mereka takut Anies Baswedan bakal jadi Presiden RI di 2024.
Apa sih yang ditakutkan?
Padahal pihak yang mendukung Anies untuk jadi Presiden RI hanya karena ingin tegaknya keadilan di negeri tercinta ini.
Mereka melihat sosok Anies mampu mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa ini yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yakni "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial."
Dan itu yang disampaikan Anies saat pidato sambutan di Reuni 212.
"Apa yang unik bengsa Indonesia dari yang lain? Keunikan kita adalah disini ada persatuan Indonesia. Dan semua yang berada di tempat ini adalah cermin persatuan Indonesia."
"Persatuan tidak dijaga dengan retorika. Persatuan itu dijaga dengan menghadirkan keadilan. Tanpa keadilan tidak mungkin ada persatuan!"
"Maka tanggung jawab kita hari ini adalah memastikan hadirnya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Anies.[]