BUKAN PEMIMPIN DARI SELOKAN
Mereka pemimpin muslim. Negaranya maju dan rakyatnya menyukai mereka. Meski ada rivalitas, tapi program kerja berjalan tanpa tersendat oleh sandungan lawan. Iman menjaga ketaatan mereka pada Tuhan untuk menjaga amanah sebagai amirul mukminin.
Mereka bersih, karena tidak berasal dari tempat kotor seperti selokan, got atau lumpur. Promosi dirinya elegan. Dengan begitu pemilihnya juga cerdas. Tidak menjual diri dengan pencitraan.
Betapa bangganya menjadi warga negaranya. Bandingkan dengan pemimpinmu yang menyesuaikan kostum di acara formal saja sering gagal apalagi menyesuaikan sikap untuk rakyatnya. Tidak pantas dan memalukan.
Anda mau tahu seperti apa jenis pemilih pemimpin yang berasal dari selokan? Merekalah yang tak suka dengan pujian di narasi ini. Langsung mereka akan menyuruh kita pindah saja ke Malaysia atau Turki. Pemimpin dan pemilihnya sama, kotor di otak, kotor di kata-kata. Karena mereka memiliki kecintaan yang sama, selokan!
Untuk mendapatkan pemimpin seperti pemimpin kedua negara tersebut tidak mudah. Perlu perjuangan, bukan pasrah. Bukan berstrategi dari dalam. Bukan manut dan bukan gampang dirayu apalagi diseret masuk ke bawah ketiak rezimnya.
Harus ada perubahan. Api perubahan! Darah pengorbanan dan air mata kecamuk. Tidak bisa dengan cara menunggu dan kompromi seperti waktu zaman Belanda di atas meja bundar atau di atas kapal. Karena jika dengan cara itu, maka sampai kapanpun negaramu akan terus beraroma selokan!
Tak percaya?
Ciumlah perilaku penguasamu!
Bau selokan atau wangi seorang Amir?
Salam Kemenangan.
(By Yanto Hendrawan)