BANYAK JALAN KE SURGA


[PORTAL-ISLAM.ID]  Beberapa orang memiliki  kemampuan untuk berpuasa Senin dan Kamis, sepanjang tahun, tapi yang lain mungkin tidak bisa.

Namun mereka memiliki kemampuan bangun di tengah malam untuk Sholat Tahajjud setiap malam, tetapi yang lain tidak dapat bangun meskipun sudah berusaha.

Yang lain tidak bisa melakukan kedua hal di atas, tetapi di mana pun mereka berjalan, mereka bersedekah dengan murah hati kepada para pengemis.

Beberapa orang tidak memiliki kekuatan untuk melakukan ibadah tambahan, tetapi mampu menjaga hati yang bersih dan wajah yang tersenyum terhadap orang-orang sepanjang waktu.

Yang lain lagi tidak melakukan apa-apa selain hanya membuat anak-anak tertawa ketika  bertemu dengan mereka.

Intinya?

Jangan pernah berpikir bahwa mereka yang tidak melakukan seperti apa yang kita lakukan lebih rendah daripada kita, atau tidak memiliki apa pun yang bisa dipersembahkan bagi orang lain.

Jangan pernah berpikir bahwa tindakan kita untuk beribadah lebih baik daripada tindakan orang lain.

Jangan biarkan kesalehan kita menumbuhkan kebanggaan terselubung dalam diri kita.

Jangan biarkan kesalehan kita meng-isolasi diri kita dari keluarga dan teman. Jangan biarkan itu membuat kita merasa lebih suci dari orang lain.

Keturunan, kekayaan, kemampuan ilmiah, warna kulit kita, kekuatan di medan perang bukan kriteria untuk kesalehan kita.

Ada banyak di Afrika, Eropa, Asia, Cina dan seluruh dunia yang mungkin lebih dekat dengan Allah daripada kita karena fakta sederhana bahwa mereka dapat menanggung kesulitan dan mengatasi cobaan lebih baik daripada kita.

Penampilan dan pakaian kita bukanlah kriteria untuk kesalehan.

Ada banyak manusia di dunia ini yang lebih dekat dengan Allah SWT meskipun mereka tampak biasa-biasa saja.

Afiliasi kita dengan sebuah jamaah atau lembaga ilmiah mana pun, harus menjadi sarana untuk memusnahkan ego dan kebanggaan kita, tanpa memandang rendah orang lain.

Ada banyak yang hatinya murni meskipun tidak ber-afiliasi dengan salah satu di atas.

Hal ini bukan paspor otomatis ke Surga.

Ada orang yang masuk surga hanya dengan memuaskan dahaga seekor anjing, yang lain mendapatkannya dengan hanya memaafkan semua orang setiap hari sebelum tidur.

 Mereka tidak memiliki banyak hal untuk ditampilkan, tetapi apa yang mereka lakukan, penting bagi Allah.

Seseorang mungkin berjalan melalui gerbang surga dengan modal sangat sedikit dan kehadirannya ketika hidup di muka bumi tidak dianggap penting, sementara yang lain dengan perbuatan yang jauh lebih besar justru binasa karena kesombongan mereka.

Jangan terkejut jika orang itu menuntun Anda berjalan melewati gerbang Surga.

MARILAH SELALU MELIHAT HAL BAIK YANG ADA PADA DIRI ORANG LAIN..

***

وَقَالَ بَكْرٌ اَلْمُزَنِيُّ: مَا سَبَقَهُمْ أَبُوْ بَكْرٍ بِكَثْرَةِ صِيَامٍ وَلَا صَلَاةٍ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ وَقَرَ فِيْ صَدْرِهِ
قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ الْمُتَقَدِّمِيْنَ: اَلَّذِيْ وَقَرَ فِيْ صَدْرِهِ هُوَ حُبُّ اللهِ وَالنَّصِيْحَةُ لِخَلْقِهِ

Bakr al-Muzaniy (wafat 108 H) berkata: Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. tidak mendahului dan mengalahkan mereka (kaum muslimin lainnya) dikarenakan banyaknya berpuasa dan shalat (semata), akan tetapi, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. mendahului dan mengalahkan mereka dikarenakan sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya.

Sebagian ulama’ salaf berkata: yang bersemayam di dalam hari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. adalah:
• MahabbatuLlah (cinta kepada Allah) dan
• An-Nashihah li khalqihi (ketulusan dalam memberikan yang terbaik bagi sesama).

[dipetil dari kitab: Lathaif al-Ma’arif fi ma li Mawasim al-‘Am min al-Wazhaif karya Ibnu Rajab al-Hambali (736 - 795 H = 1335 - 1393 M)].

Baca juga :