[PORTAL-ISLAM.ID] Dirut Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra yang akrab dipanggil Ari Askhara membuat kejutan di negara Indonesia.
Dinilai nekad, dia menyelundupkan komponen motor besar Harley Davidson dan Sepeda Brompton di pesawat Garuda yang baru dibeli. Konsekuensinya Ari dipecat dari jabatan sebagai Dirut Garuda.
Bukan kali ini saja Ari membuat kejutan. Sebelumnya Ari Askhara "berakting" layaknya menjadi Presiden Soekarno yang memeriksa defile para penyambutnya saat turun dari pesawat.
Mobil terbuka dan pakaian yang digunakan adalah nuansa tempo doeloe. Bagai "orang sakit" Ari berperan sebagai Soekarno. Videonya beredar di media sosial.
Di musim haji tahun kemarin Ari Askhara "melukai" umat Islam dengan upacara resmi pemberangkatan jamaah haji di Bandara Adi Soemarmo Boyolali dengan ritual "pecah kendi" yang sebagian besar pemahaman agama di kalangan umat Islam hal tersebut dikategorikan musyrik. Bagaimana ibadah haji dikotori sang Dirut.
Karakter aneh juga jika pesawat Garuda pengantar haji ini juga pada badan pesawat ditulis kalimat yang berbau menjilat "Terima Kasih Bapak Jokowi, doakan kami menjadi Haji yang mabrur--One Family One Nation, One Garuda Indonesia". Sontak ramai dikomentari tulisan tersebut. Haji yang dicampuri sikap "politik".
Gusti Askhara kena batunya kini dengan nekad jadi penyelundup. Orang bertanya dalam dugaan adakah motor Harley Davidson yang dibawa di pesawat yang baru dijemput atas penbeliannya ini adalah bagian dari gratifikasi? Yang jelas perbuatan ini telah mencoreng banyak pihak.Dirinya, direksi, perusahaan, bahkan bangsa dan negara.
Wajar jika sang Dirut dipecat. Hanya hebatnya dan tak wajarnya justru ia melawan dan tak rela dipecat. Keanehan lagi. Tidak ada rasa salah dan malu.
Dugaan lagi yang bersangkutan memiliki "back up" orang kuat. Dihubung hubungkanlah bahwa Ari Ashkara adalah orang BIN. Bagian dari "agen" intelijen negara.
Jika iya, justru inilah saatnya Pemerintah bersih bersih dari orang orang yang sok kuasa, sok dilindungi, atau sok kaya. Istri Ari dibongkar bongkar pula kemewahan dan wataknya yang sok pamer kemewahan.
Ah Ari Ari....duh Gusti.
Penulis: M Rizal Fadillah