USTADZ ABDUL SOMAD dan POLEMIK CATUR
Sebenarnya saya sudah mulai malas menulis, karena bolak-balik akun di blokir dan tulisan dihapus oleh Facebook membuat asam lambung saya sering kumat.
Tapi selalu ada saja masalah yang membuat gatal jari tangan saya. Misalnya yang terakhir bully-an sambung-menyambung dari manusia-manusia dungu terhadap "fatwa" Ustadz Abdul Somad yang katanya mengharamkan Permainan Catur.
Pertama, setahu saya, Ustadz Abdul Somad tidak pernah berfatwa. Berpendapat iya, dan beliau selalu menyandarkan pendapatnya kepada fatwa empat mazhab Ulama Sunni (Ahlus-sunnah waj jamaah) terbesar. Mulai Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hambali.
Jadi kalau misalnya Ustadz Abdul Somad "mengharamkan" Catur dengan bersandarkan kepada Fatwa Imam Hanafi, kenapa justru Ustadz Abdul Somad yang dibully?
Berani tidak membully Imam Hanafi?
Kedunguan para pembully Ustadz Abdul Somad bukan cuma dari masyarakat awam. Sekelas Menteri Agama yang sekarang juga seperti menyalahkan Ustadz Abdul Somad.
(https://m.detik.com/news/berita/d-4794116/ustaz-somad-sepakat-catur-haram-ini-respons-menag).
Lucunya, baru dua minggu yang lalu menteri yang, maaf, pendapat saya sih orangnya memang dungu, berkhutbah di Masjid Istiqlal tanpa membaca sholawat.
Kalau merujuk ke pendapat Imam Hanafi, membaca sholawat memang tidak termasuk di rukun khutbah. Cuma saya yakin menteri dungu itu tidak membaca sholawat bukan karena faham fiqh. Tapi memang tidak paham agama dan buta syariat...
Saya juga miris dengan ulah kelompok sesat yang mengaku-ngaku aliran Islam Nusantara (Inus).
Semua yang berhubungan dengan Ustadz Abdul Somad pasti dijadikan bahan bully-an.
Ok. Saya akui kalau saya memang kadang membully "Ulama" mereka juga. Sebut saja beberapa kali saya menyentil lewat tulisan Kyai Aqil Siradj.
TAPI PERBEDAANNYA !!!
Saya berani protes kepada para Ulama Inus kalau pendapat mereka melecehkan Al-Quran dan Hadist. Sebut saja pelecehan Kyai Aqil Siraj terhadap janggut yang menjadi sunnah.
(https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/11/01/2018/provokasi-umat-dengan-memelintir-pernyataan-said-aqilsoal-jenggot/).
Sedangkan kalau berfatwa atau berpendapat, sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist, saya tidak akan berani menggugat. Karena saya tahu dan mengakui, ilmu beliau-beliau jauh lebih tinggi dari ilmu agama saya.
Sebaliknya para penganut Islam Nusantara justru berulangkali membully Ustadz Abdul Somad hanya karena Ustadz Abdul Somad dianggap berseberangan dengan Penguasa. Bahkan pendapat-pendapat beliau yang bersandarkan kepada Fatwa Ulama pendiri mazhab pun berani dibully manusia-manusia dungu seperti polemik "haram catur" sekarang.
Saya tidak fanatik kepada UAS. Kalau suatu saat beliau berpendapat yang melawan Al-Quran dan Assunnah, saya pasti tidak akan ikuti dan protes. Karena setahu saya, hukum tertinggi di Islam adalah Al-Quran, kemudian Hadist dan baru ijtihad Ulama.
Sederhananya, kalau ada hadist yang bertentangan dengan AlQuran berarti hadist Palsu. Kalau ada pendapat Ulama yang bertentangan dengan AlQuran dan Hadist, berarti Ulama Palsu.
Nah kalau misalnya anda, baca AlQuran masih terbata-bata, Hadist cuma hafal satu, itupun tidak tahu sanadnya, sudah berani membully pendapat Ulama yang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist, bahkan pendapat itu bersandar kepada Fatwa seorang Ulama besar yang dinisbahkan mazhab kepada beliau.
Pertanyaan saya :
Kamu (yang membully Ustadz Abdul Somad), itu Gila atau Super Dungu...?
By Azwar Siregar [fb]
[Video UAS Soal Catur dan Domino]
Ini ceramah 2017 diangkat baru sekarang. Kaum Islamophobia Indo fakir figur berkualitas jadi kalau bisa figur berkelas moderat macam UAS ini harus dibinasakan. Sialnya negara via menteri bengak itu ikut jadi corong. https://t.co/NbYdDg9C1o
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) November 22, 2019