[PORTAL-ISLAM.ID] Budayawan Universitas Jember, Ayu Sutarto (2004) mengatakan bahwa wilayah Jatim terbagi menjadi sepuluh Tlatah atau Kawasan Kebudayaan. Tlatah kebudayaan besar ada empat, yakni Mataraman, Arek, Madura Pulau, dan Pandalungan. Tlatah ini yang kemudian membedakan karakteristik masyarakat di Jawa Timur berdasarkan wilayahnya.
Di sisi lain dari sekitar 60 juta warga Nahdhiyin, menurut almarhum mbah Hasyim Muzadi hingga 90 juta, menurut exit poll Lembaga Survey Indonesia, mayoritasnya tinggal di Jawa Timur. Warga Nahdhiyin dan ormas NU di Jatim yang mayoritas begitu mengayomi elemen masyarakat lain sehingga kehidupan sosial keagamaan di Jatim selama ini sangat rukun dan guyub.
NU, Muhammadiyah, Al Irsyad, PERSIS dan ormas-ormas lainnya saling membahu untuk mencerdaskan dan menyejahterakan masyarakat Jawa Timur. Begitu pula dengan kehidupan beragama masyarakat di Jawa Timur. Tidak jarang umat Islam membantu dan menjaga kegiatan keagamaan umat beragama lain dan begitu pula sebaliknya.
Berangkat dari peta demografi Jawa Timur inilah, Partai Gelora Indonesia di Jawa Timur memberi amanah kepada salah satu putra terbaik NU di Jawa Timur untuk menjadi Ketum DPW Gelora Jatim.
Muhamad Sirot yang sering disapa dengan Gus Sirot lama nyantri di PP Al Hidayat Lasem sebelum melanjutkan nyantri di PP Lirboyo Kediri. Pria aktifis PMII, alumni UINSA dan pernah menjabat sebagai anggota DPRD Propinsi Jawa Timur selama 2 periode ini merupakan menantu tokoh NU Lamongan.
Dibantu oleh Gus Misbakhul Munir, putra NU yang lahir dan besar di Ponorogo sebagai Sekum, Gus Sirot dalam sambutannya sebagai Ketua umum DPW Partai Gelora Jatim bertekad ingin menjadikan partai Gelora sebagai etalase keragaman budaya dan keguyuban sosial keagamaan yang selama ini menjadi keunikan dan ciri khas Jawa Timur.
"Alhamdulillah, meski masih bayi, banyak rakyat Jawa Timur berharap partai ini mampu menggelorakan semangat kebangsaan, sekaligus membawa Indonesia menjadi kekuatan kelima dunia. Ini terbukti dengan banyaknya aktivis mulai dari PMII, HMI, generasi milenial, dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang berkolaborasi di partai ini," kata Gus Sirot dalam keterangan tertulis yang diterima redakasi, Jumat (15/11/2019).
Sebagai partai Islam nasionalis yang berasaskan Pancasila, Gelora terbuka untuk siapa saja. Kata pria asli Lamongan ini.