Generasi Kuat, Cerdas dan Penuh Cinta
Anis Matta mengutip Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, bahwa Allah ciptakan manusia, langit dan bumi ini semata karena cinta.
Sebab sejatinya Allah maha tahu, apa yang akan manusia lakukan di atas bumi, di bawah langit. Sebagaimana yang menjadi prediksi malaikat, “Apakah Engkau akan menciptakan di dalamnya, makhluk yang akan berbuat rusak dan mengalirkan darah...?”
Allah memotong ucapan malaikat, “Aku tahu apa yang tidak kalian ketahui!”
Dalam ‘audiensinya’, malaikat juga menyertakan bubuhan, “Sedang kami sentiasa bertasbih dan menyucikan-Mu.”
Tapi ketika Allah memberikan penegasan pada malaikat bahwa manusia memang adalah makhluk yang tepat untuk mengelola bumi, Allah kemudian memberikan bekal pengetahuan pada mereka. “Wa 'allama Adama al asma`a kullaha =Allah ajarkan semuanya kepada Adam...”
Kemudian Allah berujar kepada malaikat, “Coba sekarang kalian beri tahu aku tentang itu semua, kalau memang (omongan) kalian itu benar!”
Malaikat tersungkur, “Maha suci Engkau ya Allah, sungguh kami tak akan tahu apapun melainkan yang Engkau ajarkan pada kami...”
Maka, sesungguhnya Allah memang telah memberikan bekal pengetahuan yang cukup kepada manusia untuk mengelola bumi.
Bukan sekedar pengetahuan. Tapi Allah telah menciptakan manusia dengan kekuatan di atas rata-rata makhluk yang lain. Bahkan manusia lebih perkasa dari gunung-gunung. Itulah juga kenapa mereka bersedia untuk menerima al-Qur`an.
Tahu dan kuat saja tidak cukup. Sebab yang lebih penting dari keduanya adalah cinta. Pengetahuan yang Allah ajarkan pada kita, menjadi garansi bahwa kita kompeten mengelola bumi. Nah, kemampuan mengelola bumi itulah yang disebut khalifah.
Kekuatan yang Allah khususkan dalam penciptaan manusia, itu juga adalah kepastian bahwa kita sanggup memikul segala beban. Sebab,mengelola bumi itu bukan sebentar. Pun, ragam masalahnya sentiasa berkembang.
Nah, karena manusia adalah makhluk sosial, maka interaksi antara mereka adalah niscaya. Degan ragam kepentingan dan kegemaran. Disinilah kita memerlukan cinta. Sebab tanpa cinta yang melatari semua gerak, kerja dan pikiran kita, maka perbuatan zhalim sentiasa terbuka untuk kita lakukan.
Generasi kuat, cerdas dan penuh cinta inilah yang sekarang diperlukan Indonesia, untuk mengantarkannya bisa tegak sejajar di hadapan bangsa-bangsa lain. Atau seperti yang disebut Anis Matta, sebagai kekuatan ke lima dunia!
16/11/2019
(Ustadz Abrar Rifai)