[PORTAL-ISLAM.ID] Benar apa yang disampaikan pengamat internasional Teuku Zulkhairi, bahwa perang Erdogan melawan teroris PKK/YPG di perbatasan Suriah salah satu tujuannya adalah mencegah lahirnya "Israel Kedua", disamping untuk menciptakan zona aman bagi kembalinya jutaan pengungsi Suriah yang sekarang di Turki.
Terbukti PM Israel Benjamin Netanyahu langsung berang atas operasi militer "Operation Peace Spring" yang dilancarkan Turki yang dalam sehari kemarin, Kamis (10/10/2019), sebanyak 228 teroris PKK/YPG berhasil dimusnahkan.
Dalam sehari operasi digelar, pasukan Turki sudah berhasil membebaskan 11 wilayah.
Hal ini yang membuat Israel marah.
Kutuk Invasi Turki ke Suriah, Netanyahu: Kami Siap Beri Bantuan untuk Pasukan Kurdi
Israel mengecam invasi Turki ke wilayah-wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah. Serangan itu dianggap sebagai pemusnahan etnis terhadap orang-orang Kurdi.
"Israel mengecam keras invasi Turki ke wilayah-wilayah Kurdi di Suriah dan memperingatkan soal pembersihan etnis Kurdi oleh Turki dan kuasanya," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seperti dilaporkan AFP, Kamis (10/10/2019).
"Israel siap memberi bantuan bagi orang-orang Kurdi yang gagah," sesumbar Netanyahu.
Jika Israel marah, itu tanda langkah Erdogan sudah benar.Prime Minister Benjamin Netanyahu:— PM of Israel (@IsraeliPM) October 10, 2019
"Israel strongly condemns the Turkish invasion of the Kurdish areas in Syria and warns against the ethnic cleansing of the Kurds by Turkey and its proxies.
Israel is prepared to extend humanitarian assistance to the gallant Kurdish people."
Seperti sering disampaikan oleh Ankara, bahwa keberadaan milisi YPG/PKK di Timur Sungai Eufrat, Suriah yang berbatasan dengan Turki sangat menguras energi Turki karena tindakan terorisme yang terus ditunjukkan untuk Turki oleh milisi PKK yang berhaluan Marxisme/Leninsme/Komunis (silahkan chek sendiri di sejumlah literatur terkait ideologi YPG/SDF/PKK ini).
Sudah menjadi rahasia umum, keberadaan milisi YPG/PKK di perbatasan Turki ini sepenuhnya di back up oleh negara-negara Barat, Amerika dan Israel. Artinya, keberadaan milisi ini memang dirancang untuk melemahkan Turki sebagai sebuah negeri muslim.
Barat tidak cukup kuat untuk melemahkan Turki dengan jalan mendukung upaya kudeta terhadap Erdogan. Dengan izin Pemilik Alam Semesta, Erdogan dan kekuatan Islam masih bertahan dalam jagad politik Turki sampai saat ini.
Maka bagi Barat, mempersenjatai milisi PKK/YPG Suriah di perbatasan Turki adalah cara lain untuk melemahkan Turki di satu sisi, serta untuk menciptakan sebuah negara boneka yang meliputi wilayah Turki-Iran-Irak-Suriah di sisi lainnya. Ya, sebuah negara boneka yang akan menjadi Israel kedua di wilayah Timur Tengah.
Terdapat banyak negara yang memberi modal untuk milisi komunis YPG/PKK/SDF ini. Utamanya Israel dan Amerika. Maka sebenarnya perang Erdogan di Timur Sungai Eufrat Suriah yang berbatasan dengan Turki ini juga untuk menjaga integritas wilayah teritorial Suriah sendiri.
Pertanyaannya adalah, kalau negara boneka ini terbentuk, bukankah mereka akan menjadi boneka para pemodal? Celakanya, para pemodal ini adalah gank-gank anti Islam yang sudah merusak banyak negeri muslim.
Demikian disampaikan pengamat internasional Teuku Zulkhairi.
Hal senada disampaikan analis internasional Hasmi Bakhtiar.
"Sampai malam ini gw lihat operasi #PeaceSpring masih tepat sasaran dan efektif. Erdogan ga punya waktu banyak, target operasi harus selesai dalam waktu sesingkat mungkin," kata Hasmi di akun twitternya.
Hasmi juga menyampaikan kekejaman teroris YPG yang telah membantai mujahidin Suriah.
"Ini foto 2016 di daerah Ayn Daqnah, Suriah. Ketika itu teroris YPG membunuh pejuang Suriah dan mengumpulkan mayat mereka seperti binatang. Kemudian milisi YPG mengusir semua kelurga pejuang Arab di Daqnah. Teroris YPG ini yang sedang dihajar Turkey," ujar Hasmi.
Ini foto 2016 di daerah Ayn Daqnah, Suriah. Ketika itu teroris YPG membunuh pejuang Suriah dan mengumpulkan mayat mereka seperti binatang. Kemudian milisi YPG mengusir semua kelurga pejuang Arab di Daqnah. Teroris YPG ini yang sedang dihajar Turkey. pic.twitter.com/irBCokC2jF— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) October 10, 2019
Sampai malam ini gw lihat operasi #PeaceSpring masih tepat sasaran dan efektif. Erdogan ga punya waktu banyak, target operasi harus selesai dalam waktu sesingkat mungkin.— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) October 10, 2019
— ANADOLU AGENCY (ENG) (@anadoluagency) October 9, 2019
#OperationPeaceSpring liberates 11 villages in #NSyria https://t.co/q3ZFFQr1bX pic.twitter.com/rBHyOzcPyq
— ANADOLU AGENCY (ENG) (@anadoluagency) October 10, 2019