Prabowo Pergi, Surya Paloh Datang
Begitulah kira-kira judul pertemuan antara PKS dan NasDem kemarin. NasDem yang dipimpin langsung oleh Surya Paloh mendatangi kantor DPP PKS di Jl. TB Simatupang No 82, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
PKS menyambut lengkap. Mulai dari Ketua Majelis Syuro dan Wakil, Salim Segaf Al-Jufri-Hidayat Nur Wahid, Presiden dan Sekjen, M. Sohibul Iman-Mustafa Kamal, hingga Ketua Dewan Syariah Pusat, Surahman Hidayat.
Beberapa hal disepakati dalam silaturahmi itu. Saling menghormati posisi masing-masing, baik di dalam maupun di luar pemerintahan. Saling menjaga kedaulatan NKRI, dan saling kerjasama untuk kepentingan negara-bangsa.
Belum ada kesepakatan yang agak konkret seperti dulu, antara PKS dan Gerindra. Soal kerjasama dalam pilkada, misalnya. Seperti Gerindra yang menganggap PKS sekutu, kali ini NasDem menganggap PKS saudara tua.
Ada kesan dari kesepakatan itu, NasDem mau "mengikat" PKS dulu soal NKRI, toleransi, kemajemukan, kepentingan negara-bangsa, dan sejenisnya. Bisa jadi, NasDem belum akan seperti Gerindra, mendukung politik identitas seperti yang dimainkan PKS pada pemilu lalu.
NasDem baru sebatas mengetuk pintu hendak masuk dan PKS membuka pintu dengan penuh antusias. Setelah sekutu Gerindra pergi, nyaris PKS sendiri, datang NasDem yang mengaku saudara bungsu mengulurkan tangan.
Manuver NasDem pascapilpres memang terbilang menarik, di luar kelaziman, dan berani. PDIP sebagai pimpinan koalisi Jokowi-Ma'ruf, terlihat kewalahan juga. Sampai-sampai seperti video yang beredar, Megawati ogah menjabat tangan Surya Paloh.
Termasuk, pertemuan dengan PKS ini. Beberapa tembok kelaziman dan kebuntuan kembali diruntuhkan. Dan lagi-lagi, NasDem terlihat keluar sebagai pemenang.
Oleh: Erizal (Pengamat politik)
[Video: Konpers 3 Kesepakatan Nasdem-PKS]