[PORTAL-ISLAM.ID] Jubir Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan, Prabowo belum memutuskan apakah akan membawa Gerindra gabung koalisi Jokowi-Ma'ruf atau tetap berada di luar pemerintah.
Dahnil juga membantah kabar Prabowo ingin jadi Menteri Pertahanan. Sampai saat ini, Prabowo belum bicara khusus soal jabatan menteri.
"Pak Prabowo tidak pernah secara khusus bicara tentang jabatan menteri mana dan apa, bicara akan bergabung menjadi mitra dalam pemerintahan atau jadi mitra kritis (oposisi) saja beliau tidak dan belum memutuskan," kata Dahnil kepada merdeka.com, Senin (7/10/2019).
Dahnil menekankan, posisi Prabowo saat ini hanya siap membantu pemerintah menghadapi banyak persoalan di depan mata. Sehingga, dia menambahkan, tak ada tawar menawar kursi menteri dalam hal tersebut.
"Posisi beliau hanya dalam posisi siap membantu berkontribusi untuk bangsa dan negara, untuk Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang di tengah situasi silang sengkarut seperti saat ini," tutur Dahnil.
Sumber merdeka.com dari elite Gerindra menyebut, Jokowi awalnya menawarkan menteri pertanian dan kepala badan koordinasi penanaman modal atau BKPM. Kursi untuk oposisi demi menjaga stabilitas politik kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf lima tahun ke depan.
Jokowi menilai hal ini sesuai dengan apa yang sering difokuskan oleh Gerindra dan Prabowo. Di antaranya kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan. Edhy Prabowo menjadi orang yang disebut paling pantas disorongkan jadi Mentan. Bahkan, sambil berkelakar, sudah ada pembicaraan 'Sertijab' antara Mentan Amran Sulaiman dan Edhy Prabowo. Namun Gerindra, merasa tak tertarik dengan tawaran itu.
Begitu juga dengan tawaran posisi Wantimpres, disebut bukan posisi yang strategis untuk Prabowo.
"Wantimpres itu tugasnya hanya menasihati presiden. Belum tentu juga nasihatnya diterima oleh presiden," kata sumber yang juga dekat dengan Prabowo ini.
Gerindra lebih tertarik posisi Menteri Pertahanan dalam kabinet. Bukan tanpa alasan, Prabowo selama ini juga memiliki perhatian besar pada bidang pertahanan. Dalam beberapa debat Capres misalnya, Prabowo menyoroti soal pertahanan. Mulai dari persediaan amunisi, hingga lemahnya pertahanan nasional.
Ada satu harapan lagi. Sumber ini menyebutkan, pengangkatan Prabowo sebagai menteri pertahanan juga diikuti gelar jenderal kehormatan untuk mantan Pangkostrad itu. Dengan demikian bukan lagi Letnan Jenderal Purnawirawan, tapi Jenderal Kehormatan. Dengan empat bintang.
Soal jenderal kehormatan ini bukan hal baru, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mendapat jenderal bintang empat kehormatan saat menjadi menteri.
Tahun 2004, saat era Megawati Soekarnoputri, pemerintah memberikan gelar jenderal bintang empat kehormatan pada Menkopolkam Hari Sabarno dan Kepala BIN AM Hendropriyono. Di era Gus Dur, Agum Gumelar pun mendapat gelar jenderal kehormatan. Dulu ada kebiasaan memberikan gelar jenderal penuh bagi para purnawirawan yang diangkat menjadi menteri. Hal ini tak dilakukan lagi di era SBY.
"Pak Prabowo sudah setuju kalau menteri pertahanan," kata petinggi Gerindra tersebut.
Sumber: merdeka.com