[PORTAL-ISLAM.ID] Pembangunan Tol Harbour Road II sepanjang 9,67 km telah dimulai pada Jumat, 4 Oktober 2019. Penekanan tombol sirine secara simbolis menandakan dimulainya pembangunan jalan tol double decker yang disebut-sebut terpanjang di dunia.
Pembangunan tol ini telah lama dinanti. PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Girder Indonesia sebagai kontraktor pelaksana.
"Yang kita bangun akan menjadi yang terpanjang di dunia untuk double decker (jalan bertingkat)," kata Dirut CMNP kala itu, Tito Sulistio saat kepada Detik dalam wawancara eksklusif di Jakarta, Rabu, 31 Oktober setahun silam.
Tol Bertingkat
Kepala BPJT Danang Parikesit menyatakan bahwa Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah menerbitkan penambahan lingkup ruas tol Wiyoto Wiyono (Harbour Road II) sejak 26 Agustus 2019 lalu, sehingga pembangunannya dapat segera dimulai.
"Hal tersebut merupakan bagian dari perjalanan panjang yang perlu kita sama-sama pahami. Dengan dibangunnya Harbour Road II bukan hanya menambah panjang ruas jalan hingga kapasitasnya, tapi juga ada aspek-aspek teknis yang harus diperhatikan secara detail," kata Danang, seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (8/10/2019).
Danang berharap, pembangunan tol Harbour Road II dapat memberikan manfaat nyata kepada masyarakat.
"Kami sangat berharap, proyek ini tidak sekadar hanya bangunan infrastruktur berskala besar, namun merupakan proyek tol yang sesuai dengan aturan di BPJT dan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR," ujar Danang.
Danang bilang, pihaknya masih terus melakukan diskusi dengan rekan-rekannya dari bidang Teknik, terkait desain dan rancang bangunan mengenai elevated structure-nya. Dia meminta para pelaksana kerja dan pengawas agar mengantisipasi terhadap risiko kecelakaan kerja. Karena, dalam melaksanakan proyek pembangunan yang cukup besar seperti ini, memerlukan tingkat ketelitian dan penuh kehati-hatian.
Operasi tahun 2022
Sementara itu, Penasehat Perusahaan PT CMNP, Jusuf Hamka mengatakan, ruas tol Harbour Road II menggunakan biaya investasi yang berasal dari kas internal, pinjaman bank, dan penerbitan obligasi global.
"Pembiayaan pembangunan ruas tol ini murni dikeluarkan dari pihak swasta dan tidak menggunakan anggaran dari pemerintah. Ruas tol Harbour II merupakan satu-satunya jalan tol yang murni dibiayai oleh swasta," katanya.
Jusuf menambahkan, skema pembiayaan konstruksi proyek ini juga dilakukan dengan menggunakan model turnkey project, yaitu pendanaan konstruksi bersumber dari kontraktor dan dibayarkan secara bertahap berdasarkan progres pengerjaan.
Jalan Tol Harbour Road II merupakan akses sambungan dari Jalan Tol Dalam Kota yang menjadi akses pendukung menuju wilayah Tanjung Priok yang juga merupakan bagian dari jaringan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jalan tol ini ditargetkan selesai konstruksinya secara keseluruhan pada Tahun 2022 mendatang.
Nantinya tol ini akan punya dua Interchange, yaitu Interchange Ancol Timur dan Interchange Pluit, serta memiliki jumlah lajur 2 x 3 lajur dengan model struktur bangunan elevated (Box Girder dan Double Decker).
Setelah terbangunnya jalan tol ini, pergerakan arus lalu lintas dari timur ke utara hingga ke barat diharapkan semakin lancar, sehingga dapat mengurangi kemacetan dan akses langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, setelah jalan ini beroperasi diharapkan meningkatkan daya saing kawasan industri di Indonesia baik secara regional dan internasional.
Pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Harbour Road II sendiri akan menggunakan teknologi yang berasal dari salah satu karya terbaik anak bangsa, yaitu teknologi Sosrobahu. PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan melaksanakan pembangunan jalan tol Harbour Road II dengan menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Girder Indonesia sebagai kontraktor pelaksana.
Sumber: dw
--------
Upaya pembangunan Jalan Tol Harbour Road II ini disoroti tajam Elisa Sutanudjaja, seorang arsitek senior sekaligus ahli tata ruang kota.
Melalui akun twitternya, Elisa menyampaikan beberapa kritik tajam kepada Kementerian PUPR mengenai pembangunan tol bersusun ini.
Gila! Ini benar2 PROYEK UJUG2 DIAM2 untuk menghancurkan JAKARTA UTARA?? 😱😱😱— Elisa (@elisa_jkt) 9 October 2019
Begini sekarang cara mainnya @KemenPU ? https://t.co/9ATWdGeLdt
Elisa pun membeberkan berbagai risiko jika proyek pembangunan tol tersebut dilanjutkan.
Dampak negatifnya banyak:— Elisa (@elisa_jkt) 9 October 2019
1. Induced demand (makin macet)
2. Berpotensi besar memperburuk kondisi Kotatua (yg sdh diperburuk di era 90 oleh jalan tol pelabuhan 1)
3. Meningkatkan pencemaran udara
4. Meningkatkan beban di Jakut, pdhal sdh ada krisis subsidence disana
Dll